Happy reading❤❤
●●●
Mata pelajaran pertama yang harusnya selesai setengah jam lagi tapi telah berlalu lima menit lalu. Guru menyelesaikan materi lebih cepat dan keluar meninggalkan murid dengan pesan untuk tidak ribut dan bersiap untuk ulangan harian yang ada di mata pelajaran kedua nanti.
Beberapa murid menaati perintah yang di berikan oleh guru, membuka buku dan mengulang pelajaran yang mereka pelajari semalam. Namun beberapa murid lainnya ada yang memilih untuk mengobrol, menonton, bermain ponsel dan membuat kegaduhan.
Keajaiban dunia ke delapan terjadi pada Vio. Dia yang biasanya tidak pernah mau membuka buku saat ulangan akan di laksanakan, kini membuka bukunya. Melihat huruf demi huruf dalam lembaran kertas itu dengan serius.
Chia yang berada di sampingnya menatap takjub. Dia sendiri sedari tadi sibuk bermain handphone, mengetikan sesuatu di sana seraya senyam-senyum tak jelas.
Hingga sebuah notifikasi dari orang yang cukup mengganggunya terlihat. Dia menghela nafas pelan, membukanya dengan malas.
Bukan Manusia
Mblo, gue sekarat di UKS.
Chia yang membaca pesan cukup singkat itu hanya bisa menghela nafas lelah. Memang apa hubungannya dengannya? Mau Kai sekarat atau mati sekalipun Chia tidak akan peduli, bukan?Namun ini kesempatan untuknya. Kesempatan untuk mendekatkan Vio dan juga Kai. Sebuah senyuman terbit di wajahnya, melihat Vio yang lagi-lagi masih sangat fokus dengan bukunya.
"Vi," panggil Chia. Namun Vio hanya membalasnya dengan gumamman pelan.
"Vio," panggil Chia lagi lebih keras.
"Apasih, Chia... istirahat masih lama," ucap Vio tanpa melihat Chia dan fokus dengan buku di depannya.
"Si setan, seudzon mulu," hardik Chia, "Serius ini gue," sambungnya.
"Jangan serius-serius gitu, nanti gue baper bahaya."
Chia mendesis, menggoyang bahu Vio untuk mau melihatnya, "Viooooo," panggil Chia mengayun nada bicaranya.
Vio berdecak, menatap Chia dengan tajam, "Lo tuh emang nggak seneng ya liat sahabat lo ini rajin belajar? Lo nggak mau lihat sahabat lo ini dapet nilai bagus?" cecar Vio.
"Bagus menurut versi lo itu berapa, Vi?" picing Chia, "Paling empat," tambahnya.
"Yeee... kebagusan itumah. Maksimal tiga lah, lumayan banget naik satu," ucapnya tertawa.
"Ahaha. Anjir banget. Gak guna belajar lo Vi, udah nggak usah belajar. Banyakin doa sama tingkatin skill nyontek aja, bahagia dah lo dunia akhirat," ucap Chia memberikan saran terbaiknya.
"Ini lo ngasih saran atau ngejek gue sih sebenernya?" tanya Vio, karena jujur saja. Yang masuk ke telinga Vio itu bukan seperti sebuah nasihat atau saran melainkan hinaan.
"Seperti sebuah pribahasa, sambil berenang kelelep," jawab Chia. Kan, otak Chia sama Vio tuh sama aja. Bloon.
"Oon, oon. Bisa-bisanya gue punya sahabat oon," lirih Vio meratapi nasibnya.
Chia membulatkan matanya sempurna, menunjuk Vio tepat di wajahnya, "Hei!!!"
"Jangan bilang kalau gue oon ya! Gue sama lo tuh jelas beda. Gue C lo D, jelas beda dan nggak akan pernah sama," papar Chia menyombongkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...