Happy reading❤❤
●●●
Setelah beberapa hari lamanya Chia tidak pernah sesantai ini saat makan di kantin dan berkumpul dengan ketiga sahabatnya, sekarang hari itu tiba.
Chia bisa makan selama yang ia mau, berkumpul dan mendengarkan cerita-cerita dari ketiga sahabatnya. Ya, sebenarnya Chia tidak benar-benar menjauh karena mereka saat di kelas tetap selalu bersama hanya di kantin saja Chia tidak bisa seleluasa biasanya.
"Kai sakit apa sih Chi? Parah nggak?" tanya Vio.
Ya, Chia sudah memberitahu bahwa Kai sedang sakit bahkan yang memberikan suratnya ke wali kelas Kai ada Vio dan Jihan. Anggap saja Vio sedang simulasi menjadi pacar yang baik untuk Kai.
Chia mengedikkan bahu, "Nggak tahu gue. Nggak ngurus juga."
"Lo tuh emang setan Chi. Sahabat kecil, rumah depan-depanan tapi nggak ada peduli-peduli nya," ujar Vio berkomentar.
Chia mendesis, "Yaudah lo aja sono yang ngurus," ucapnya kesal.
Tara terkekeh mendengarnya, "Jangan salah Vi, lo nggak tahu aja hati nya Chia. Seputih kapas dan selembut salju, pasti sekarang lagi mikirin sahabat kecilnya itu," celetuk Tara.
"Bener gitu, Chi?" tanya Vio memastikan.
Chia menyeruput mie ayam miliknya, mengunyah lalu menelannya, "Iya. Gue mikir pakai catering mana buat tahlilan."
"Dih anjir. Jangan gitulah! Gue belum siap jadi janda."
"Eh... ini sambel nya dimana sih!" Seru Jihan mengedarkan pandangannya mencari botol sambel, "Eh, Samsul! Itu botol sambel jangan lo sedot gitu dong!" Kesal Jihan.
Samuel menatap Jihan kesal, "Nama gue Samuel markonah! Bukan Samsul! Awas aja lo ikut-ikutan si buaya!" sautnya.
Sudah di bilang, dimana ada Chia disitulah ada Sam dan Max. Sekarang mereka sudah seperti kembar siam yang selalu mengikuti Chia kemanapun, termasuk makan dan duduk dengan sahabat-sahabat Chia.
Sam mendorong botol sambel yang terletak di depannya dengan kasar, "Makan tuh sambel! Lo pikir ini dot gue sedot!" kesalnya lalu memasukkan satu buah bakso dalam keadaan bulat ke dalam mulutnya.
UHUK UHUK
"MAMPUS! DOA GUE TERKABUL!" teriak Jihan tertawa melihat Sam yang terbatuk-batuk.
Max menepuk pundak Sam pelan yang tengah meneguk es teh manis, "Mangkannya jangan suka bertengkar sama jodoh," ucapnya yang mendapat lirikan sinis dari Sam.
"Lo aja kali!" sungut Sam.
Max tidak menanggapi, menatap Chia di sampingnya, "Itu teh manis lo sisa setengah, mau gue belikan nggak?" tawarnya pada Chia.
"Nggak usah sok baik lo!" sela Sam.
"Ye... sirik aja lo bangsat!"
"Gimana bidadari galak? Mau gue belikan?" ulang Max.
Chia langsung meliriknya tajam, "Kalau lo banyak bacot mending pergi deh," kesalnya. Max langsung kicep, diam memakan nasi gorenya dengan khidmat.
Sam tertawa, baru saja dia ingin buka mulut untuk mengejek Max, Chia sudah lebih dulu menatapnya dengan tajam, "Lo juga!"
Sam mengangguk lalu menunduk, "Baik ndoro."
Tara, Vio dan Jihan yang melihatnya hanya tertawa menikmati, "Lo beli susuk dimana sih, Chi? Bisa nurut banget mereka berdua," kekeh Vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...