P A R T - 11

507 148 72
                                    

"Bagimu, apa hal yang menarik dari dunia ini?"

"Cinta."

"Cinta?"

"Iya, cinta itu adalah sebuah perasaan kasih dan sayang kepada seseorang yang sangat spesial dan berarti. Cinta bukan hanya untuk mereka yang berlawanan jenis, tapi juga, kepada keluarga, sahabat, teman, dan mereka yang membutuhkan cinta."

-Selat Gibraltar

-Selat Gibraltar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Mungkin, bagi beberapa murid, terkurung di dalam kelas dalam waktu berjam-jam adalah hal yang sangat membosankan. Mendengar seorang guru tua yang berceloteh di depan mereka, belum lagi suara yang mengalun lembut membuat siapa saja yang mendengarnya ingin tidur saat itu juga.

Kantin. Menjadi tempat sasaran para pelajar ketika istirahat. Tidak peduli dengan penjelasan guru yang membuat kepala mereka pusing karena tidak paham, bahkan, tidak peduli dengan tugas yang diberikan untuk dikumpulkan beberapa hari kemudian, yang terpenting adalah, mengisi perut.

Seperti Tata. Gadis tomboy itu sudah berdiri di garis paling depan. Dengan kekuatan yang melebihi laki-laki, katanya. Tata menerobos kerumbunan itu dan menyelip tanpa rasa malu sedikit pun. Baginya, makan adalah hal yang paling utama dan tidak boleh terlewatkan.

"Bu, mie rebus yang isi dua, pesan satu, ya," ucap Tata tanpa mempedulikan umpatan yang ia dengarkan dari beberapa siswi. Jelas mereka tidak terima dengan kelakuan Tata yang menerobos begitu saja.

Tata bernafas lega ketika dirinya sudah memegang nampan yang berisi satu mangkuk mie rebus kesukaannya. Kali ini ia mencium aroma kari. Tidak masalah walaupun ia tadi pagi makan yang varian kari dan sekarang kembali memakan rasa itu, yang penting, tetap mie instan.

"Selamat makan." Tata mengembangkan senyumnya dan hendak menyuapkan satu sendok berisi mie ke dalam mulutnya, namun, pergerakannya terhenti ketika melihat kedua sahabatnya yang hanya diam dengan terus menatapnya sejak tadi.

Terpaksa, Tata menghentikan kegiatannya. "Kenapa lo berdua? Gak makan?" tanya Tata.

"Lagi penuh semua," balas Zea menatap ke arah kerumbunan manusia. Tidak ada satu pun celah untuk Zea menerobos seperti yang dilakukan oleh Tata tadi.

Tata mengangkat bahunya acuh. "Derita kalian, ya." Dengan semangat Tata langsung memakan makanan kesukaannya itu.

"Zea makan cokelat Chesa aja. Mau gak?" tawar Chesa menyodorkan sebatang cokelat yang belum sama sekali ia sentuh.

Zea menggelengkan kepalanya. Menatap makanan berwarna cokelat itu dengan tatapan takut. "Nanti aku sakit gigi. Gak mau, deh, kamu aja, lagian aku gak suka makanan manis," tolak Zea.

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang