P A R T - 18

328 89 28
                                    

"Jadi, setelah ini, apakah kisah selat gibraltar kita akan terus berlanjut atau berakhir sampai di sini?"

-Selat Gibraltar 

-Selat Gibraltar 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Brak.

Suara keras itu membuat semua perhatian murid Nusa Bangsa teralih ke arah seorang gadis yang baru saja menutup pintu mobil dengan sangat kasar.

Chesa. Ya, gadis itu sengaja menutup pintu mobil milik kakak nya dengan sangat kuat. Lantaran karena rasa kesal yang sudah berselimut di dalam dirinya.

"Dek, kamu marah sama Kakak?" tanya Bryan yang berusaha menyamakan langkah kakinya dengan Chesa.

Sepertinya, dewi fortuna sedang berpihak dengan Chesa saat ini. Karena kakinya yang pendek itu bisa melangkah dengan cepat hingga membuat Bryan sedikit kewalahan.

Melihat Chesa yang tidak mau menghentikan langkahnya, terpaksa, Bryan mengambil langkah lebar untuk mencekal tangan adiknya. "Dek, dengerin Kakak dulu. Kamu marah karena yang tadi?" tanya ulang Bryan dengan suara yang lembut. Berusaha agar Chesa tidak semakin marah dengannya.

Dan sekarang Chesa hanya diam menatap wajah Bryan dengan sinis.

"Jawab, Dek. Kamu diam kek gini buat Kakak bingung tau gak."

Namun, reaksi Chesa tetap seperti tadi.

"Kamu marah karena gak jadi berangkat sekolah sama Rasha?"

Chesa melepaskan cekalan tangan Bryan. "Kakak pikir aja sendiri. Rasha udah rela datang pagi-pagi buat jemput Chesa, tapi Kakak malah usir dia. Kakak jahat banget, ya?"

Mendengar itu membuat Bryan menghela nafas kasar. Ditatapnya mata Chesa yang menyorotkan kekecewaan di sana. "Kakak sengaja, kok, lakuin itu. Biar kamu gak selalu sama dia. Semenjak kamu dekat sama Rasha, kamu jadi lupa sama Kakak dan Kakak gak suka itu."

Chesa mengerutkan dahinya bingung. Sejenak berpikir maksud dari setiap perkataan Bryan. "Chesa lupa Kakak? Chesa gak pernah lupain kehadiran Kakak. Kak, Chesa cuma mau punya teman."

"Teman?" beo Bryan diiringi dengan tawa ringan laki-laki itu.

"Semuanya berawal dari teman, Dek. Semakin kamu dekat sama Rasha semuanya semakin kacau. Kakak tahu kamu suka sama Rasha, kan?"

Sejak tadi semua murid Nusa Bangsa memperhatikan keributan antara kakak-adik itu. Mereka mendengar semuanya dengan baik. Dimana Bryan yang sangat possesive dengan adik satu-satunya itu. Begitu juga dengan Chesa yang memiliki sifat keras kepala.

"Kalau Chesa suka sama Rasha kenapa?" Chesa menantang Bryan tanpa peduli jika laki-laki itu akan marah nantinya.

"Itu adalah sebuah kesalahan, Chesa!"

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang