"Entah mengapa aku merasa bahwa semesta hanya memberikan kesempatan sementara untuk membuat kami bersama. Tapi setelahnya ... semesta dan takdir akan kembali bekerja sama untuk memisahkan kami."
-Selat Gibraltar
•••
"Ponsel Rasha mana?" tanya Chesa yang sudah menyodorkan tangannya ke hadapan Rasha.
Sekarang kedua insan itu memilih ruangan OSIS sebagai tempat persembunyian mereka dari Bryan. Hanya di sini mereka bebas untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak ada yang mengganggu atau mengusik seperti yang dilakukan oleh Bryan.
"Nih, mau ngapain emang?" Rasha memberikan ponsel kesayangannya kepada Chesa lalu menopang salah satu tangannya dan menatap wajah gadisnya dari dekat. Rambut sebahu dan poni itu, entah mengapa, Rasha sangat menyukai gaya rambut Chesa. Sangat cocok dengan wajahnya yang baby face.
Chesa tidak menjawab. Gadis itu sibuk mengotak-atik ponsel miliknya dan Rasha.
Drrrt drrrt drrrt.
Chesa mengangkat tangannya yang sedang memegang ponsel Rasha. Memperlihatkan sederetan nama di sana.
🤍Chesa🤍
Rasha menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Melihat itu membuat ia paham apa yang dilakukan oleh gadisnya tadi.
"Sekarang kita udah punya nomor masing-masing," ucap Chesa yang kembali sibuk memainkan ponsel Rasha. "Jangan ganti namanya tanpa seizin Chesa."
Dengan diiringi kekehan yang sangat pelan—Rasha menganggukkan kepalanya dengan patuh.
"Lihat, bagus 'kan?" Chesa memperlihatkan walpaper ponsel Rasha. Terlihat itu adalah editan foto yang diambil malam tadi. "Jangan mengganti semuanya tanpa izin dari Chesa. Mengerti?"
"Iya, mengerti."
Chesa tersenyum bahagia sekarang. Walaupun ini adalah hal yang sangat kecil, tapi jika semuanya berhubungan dengan Rasha tentu saja membuat ia bahagia.
"Aku ada pertanyaan," ucap Rasha yang tiba-tiba saja mampu menarik perhatian Chesa.
Gadis itu menutup ponselnya dan menatap Rasha untuk mendengarkan apa yang ingin ditanyakan oleh laki-laki itu. "Rasha mau tanya apa?"
"Apakah sekarang kamu bahagia?"
Chesa terdiam beberapa saat. Memperhatikan ruangan OSIS itu secara teliti. Berusaha untuk mengingat ruangan yang menjadi saksi tentang kisah mereka. Tak berapa lama kemudian. Chesa kembali menatap Rasha dengan senyuman yang sangat lebar.
"Menurut Rasha ... Chesa bahagia gak?" tanya balik Chesa lalu menggenggam tangan besar milik kekasihnya. "Seharusnya, pertanyaan itu sudah Rasha ketahui apa jawabannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Gibraltar [COMPLETED]
Romance⚠️WARNING⚠️ CERITA BUKAN UNTUK DITULIS ULANG! TOLONG HARGAI IDE DARI PENULIS. JADILAH PENULIS YANG BERKARYA DENGAN HASIL OTAK SENDIRI BUKAN DARI ORANG LAIN. BERANI BERKARYA ITU BAGUS! YUK, KURANGI POPULASI PLAGIAT. Blurb: Selat Gibraltar, dua...