P A R T - 44

164 35 18
                                    

"Manusia itu bisa cepat melupakan hal yang tidak penting dalam hidupnya, tapi sebaliknya, jika hal yang indah dan begitu dalam, maka semuanya sangat sulit."

-Selat Gibraltar

-Selat Gibraltar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Satu minggu sudah berlalu semenjak kejadian Rasha dan Fely yang bertunangan. Retaknya hubungannya Rasha dan Chesa juga ikut menjadi heboh, bahkan menjadi pembicaraan utama murid Nusa Bangsa. Rumor-rumor yang beredar dari mulut ke mulut tentu saja itu sampai ke telinga Rasha. Membuat wakil ketua OSIS itu benar-benar merasa bersalah dengan Chesa karena tidak bisa menepati janjinya.

"Kenapa lo?" tanya David yang baru saja masuk ke dalam ruangan OSIS. Melihat Rasha yang sedang melamun dengan tangan yang sedang memegang ponsel. Mata laki-laki itu pun hanya memandang kosong sebuah foto.

Tidak ada jawaban dari Rasha—hal itu membuat David merasa penasaran dan mencoba untuk mengintip apa yang dilihat oleh temannya itu.

Foto Rasha dan Chesa, ternyata.

Dengan pelan David menyentuh bahu Rasha, membuat sang empu merasa terkejut dan langsung menoleh, menatap ke arah David dengan bingung.

"Belum bisa move on dari Chesa?" tanya David dengan tenang. Menarik kursi yang tidak jauh dari Rasha lalu duduk. Menatap rekan organisasinya itu dengan sangat serius.

Rasha membuang nafasnya dengan kasar. "Kata siapa," jawab Rasha acuh.

David terkekeh sinis mendengarnya. Munafik juga, ternyata. Melirik kembali ponsel Rasha sambil menyindir, "itu apa, masih pandang foto bareng mantan?"

Rasha terkejut sekaligus merasa malu karena ketahuan sedang menatap foto dirinya dan Chesa saat bersama dulu. Dengan cepat Rasha mematikan layar ponselnya dan membuang pandangannya ke arah lain.

"Gak usah malu gitu, Ras. Lo kek baru kenal berapa hari sama gue. Rasha, gue kasih tahu satu hal sama lo. Kalau lo beneran sayang sama Chesa jangan sakiti dia ...," saran David dengan nada yang sangat serius. Lalu kembali melanjutkan, "... karena ditinggal orang yang kita sayangi itu ... menyakitkan."

Rasha terdiam mendengarnya. Apa yang dikatakan oleh David benar adanya. Tapi Rasha tidak bisa untuk menolak permintaan Tama yang pertama kalinya. Lagipula, secara perlahan Rasha sadar, ia dan Chesa berbeda. Keduanya sangat dekat, tapi seolah ada jembatan yang sangat panjang untuk memisahkan mereka.

"Gue tahu, Dav. Gue justru kecewa sama diri gue sendiri dan sekarang gue mulai menyesal. Tapi gue terus coba untuk lupain Chesa," balas Rasha dengan yakin. Sebenarnya, Rasha tidak memiliki perasaan apapun dengan Fely. Ia menerima tunangan itu hanya untuk memberikan kesenangan kepada Tama—ayah kandungnya yang sudah lama terpisah. Dan sebaliknya, Rasha masih mencintai Chesa, sangat. Perasaan itu tidak berubah sama sekali, bahkan, tidak berkurang sedikit pun.

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang