P A R T - 61

547 44 29
                                    

"Pada akhirnya, kisah ini mengajarkan kita untuk ikhlas. Mencintai bukan berarti harus memiliki. Memaksakan atas apa yang harusnya bukan untuk kita, pada akhirnya itu akan menjadi goresan luka yang begitu menyakitkan."

-Selat Gibraltar

-Selat Gibraltar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Seriously?" Tata memekik dengan wajah yang penuh kegirangan. Menatap sahabatnya tidak percaya. "Gue gak salah dengar, nih? Lo udah jadian sama Kak David?" tanya Tata yang tetap saja tidak percaya dengan pengakuan yang dilontarkan oleh Chesa.

Chesa menganggukkan kepalanya dengan semangat sambil menunjukkan kalung pemberian dari David kepada dua sahabatnya. Tata dan Zea merasa sangat bahagia dengan berita yang mereka dengar. Akhirnya, Chesa bisa bangkit dari lingkar hitam hidupnya. Gadis itu mampu melewati masa-masa sulitnya dengan sangat baik dan perlahan bisa mengikhlaskan semuanya.

"Gue ikut bahagia, ya, Sa." Tata memeluk Chesa dengan erat, begitu juga dengan Zea. Ketiga gadis itu berpelukan dengan ditemani angin sepoi-sepoi. Sekarang mereka sedang berada di rooftop. Permintaan Chesa yang tiba-tiba saja ingin merasakan bagaimana berdiri di tempat paling atas ini. Ternyata, sangat menyenangkan.

"Tata suka sama Kak Bryan?" tanya Chesa yang sudah melepaskan pelukannya. Menatap wajah Tata yang langsung berubah masam. Chesa meringis melihatnya, takut jika Tata akan murka sebentar lagi.

"Gue gak suka sama dia. Lo tahu sendiri 'kan kalau gue gak mau pacaran. Gue tolak, dong, kemaren," balas Tata dengan santai yang tanpa sadar sudah membuka kartu matinya sendiri. Ia keceplosan.

Dengan jahil Chesa dan Zea menatap Tata dengan tatapan yang menggoda. "Kok, ditolak, sih?" Ada sedikit rasa tidak terima di hati Chesa saat mendengar bahwa kakak laki-lakinya itu ditolak. Ini pertama kalinya Bryan menyukai seorang perempuan. Tapi ketika sudah menemukan, justru ditolak. Sungguh menyedihkan sekaligus memalukan dalam satu waktu.

Tata membuang nafasnya dengan kasar. Menatap Chesa dengan tatapan yang sulit diartikan. "Gue berpikir kalau itu karma buat Bryan. Dia yang selama ini menentang keras hubungan lo sama Rasha. Sekarang apa? Dia suka sama cewek yang berbeda keyakinan sama dia."

Tepat sekali. Chesa satu pemikiran dengan Tata. Ia pikir juga begitu, Bryan akhirnya ikut merasakan apa yang ia rasakan selama ini. Mencintai seseorang yang berbeda keyakinan.

"Aku sama sekali gak menyesal pernah mencintai Kak Rasha. Justru, dari sana aku bisa belajar banyak hal. Bahwa ... mencintai seseorang itu tidak harus memiliki. Kalau pun itu dipaksa, akhirnya juga bakal tetap gak bisa bersama," tutur Chesa menerawang semua kejadian di masa lalu. Di mana pertemuannya dengan Rasha pertama kali sampai menginap di apartemen milik laki-laki itu. Lalu berlanjut dengan dirinya yang mulai mendekati sang wakil ketua OSIS dan tidak lama, Rasha memiliki perasaan yang sama dengannya.

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang