"Pada akhirnya ... kita kembali seperti awal. Menjadi orang asing yang tidak saling mengenal."
-Selat Gibraltar
•••
"Gue bakal bilang sama Papa kalau lo gak terima sama perjodohan ini, Ras," kata Fely menatap laki-laki di hadapannya tidak enak. "Gue juga kaget waktu Papa ngasih tahu berita ini. Sebenarnya, gue gak bisa nolak karena Mama juga setuju. Lo tahu, kan, sesayang apa gue sama Mama?" sambung Fely yang sudah mengalihkan tatapannya ke depan.
"Nanti gue yang akan ngomong sendiri sama Ayah. Lo terima aja apa keputusannya," balas Rasha. Kantong mata laki-laki itu terlihat menghitam—sepertinya Rasha tidak tidur semalam. Memikirkan perjodohan antara dirinya dan Fely membuat Rasha pusing. Mungkin ... ini adalah awal kehancuran hubungannya dengan Chesa. Tapi Rasha tidak akan menyerah secepat itu.
Fely membuka tasnya. Mengeluarkan sesuatu dari sana. Terlihat sebuah benda yang berukuran persegi—lalu menyodorkannya tepat di atas meja Rasha. "Buat lo. Itu masakan Mama. Katanya ... dia berterima kasih banyak karena lo udah menemani gue di masa-masa sulit."
Rasha tersenyum tipis. "Udah lama gak ngerasain masakan Mama lo. Thanks, ya."
"Ras?"
Rasha menaikan sebelah alisnya ketika Fely yang kembali membuka suara. Terlihat gadis itu menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Chesa ... udah tahu?" tanya Fely dengan sedikit memelankan suaranya. Takut jika murid lain mendengar percakapan mereka.
Rasha terdiam mendengar pertanyaan itu. Bayang-bayang akan wajah Chesa yang sedang tersenyum dan tertawa bersamanya terus saja berputar—membuat Rasha kembali diselimuti oleh rasa bersalah. Apakah takdir sekejam ini?
Lama terdiam dengan pikirannya—Rasha pun menggelengkan kepalanya dua kali dengan wajah yang menunduk. Bayangan akan Chesa yang menangis semakin membuat dirinya takut.
Fely yang melihat itu pun membuang nafas dengan kasar. "Semoga aja mereka mau batalin ini. Gue gak mau jadi perebut kebahagiaan orang."
'Tapi gue bakal buat kebahagiaan yang baru ... bersama lo, Ras.' batin Fely yang sebenarnya sangat senang dengan perjodohan ini. Untuk apa dirinya menolak? Toh, ini semua adalah bagian dari rencananya. Ya, Fely yang merencanakan semuanya. Acting yang bagus, bukan?
•••
"Cokelat lagi," gumam Chesa menatap dua batang cokelat silverqueen di dalam tasnya.
"Wah, bagi, dong. Gue tiba-tiba aja lagi pengen makan cokelat," ucap Tata yang tanpa tahu malu langsung mengambil satu batang cokelat silverqueen dari tas Chesa dan mulai membuka bungkusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Gibraltar [COMPLETED]
Roman d'amour⚠️WARNING⚠️ CERITA BUKAN UNTUK DITULIS ULANG! TOLONG HARGAI IDE DARI PENULIS. JADILAH PENULIS YANG BERKARYA DENGAN HASIL OTAK SENDIRI BUKAN DARI ORANG LAIN. BERANI BERKARYA ITU BAGUS! YUK, KURANGI POPULASI PLAGIAT. Blurb: Selat Gibraltar, dua...