P A R T - 37

188 48 32
                                    

"Secara perlahan semesta kembali mengambil semuanya."

-Selat Gibraltar

-Selat Gibraltar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hiks.

Bryan mengerutkan dahinya bingung ketika mendengar suara tangis saat melewati pintu kamar adiknya, Chesa. Dengan langkah pasti Bryan mendekatkan daun telinganya ke pintu. Berusaha untuk kembali mendengar suara itu dengan baik-baik. Memastikan bahwa pendengarannya sama sekali tidak salah.

Hiks.

Kembali. Bryan kembali mendengar suara tangis itu. Mencoba untuk menuntaskan rasa penasarannya—langsung saja Bryan membuka pintu kamar adiknya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Terlihat seorang gadis bertubuh kecil dengan posisi sedang menelungkupkan kepalanya di dalam lipatan tangannya dan jangan lupakan kedua kaki Chesa yang sedang tertekuk. Rambut berwarna hitam itu pun terlihat berantakan. Apa yang terjadi dengan adiknya? Siapa yang membuatnya menangis?

"Dek," panggil Bryan dengan pelan. Mengambil kursi yang ada di dekat meja belajar dan menghadapkan ke arah Chesa. Mencoba untuk tetap tenang walau dalam hatinya sudah ingin memukul siapa yang telah membuat adiknya menangis.

"Are you okay?" Bryan menyentuh bahu Chesa dengan lembut. Takut jika perlakuan yang ia berikan membuat Chesa takut padanya. "Mau cerita sama Kakak?" tawar Bryan.

"Kakak udah berapa hari ini, loh, lihat kamu nangis. Kamu ada apa sebenarnya?" tanya Bryan, lagi. Laki-laki itu mencoba untuk tetap sabar dalam membujuk adiknya. Jangan sampai Chesa ikut terkena amukannya nanti. "Cerita sama Kakak, dong, udah lama kamu gak cerita apa-apa," sambung Bryan yang diiringi dengan suara kekehannya. Tangan besar miliknya terangkat mengelus surai Chesa dengan penuh kasih sayang.

Chesa mengangkat kepalanya. Menatap Bryan dengan pandangan yang sulit diartikan. Mata sayu dan sedikit bengkak itu membuat emosi Bryan semakin bertambah.

"Chesa takut," gumam Chesa dengan sangat pelan. Namun, karena posisi Bryan yang sangat dekat membuat telinga laki-laki itu mendengar semuanya dengan jelas.

Dengan dahi yang berkerut—Bryan kembali bertanya, "takut apa?"

"Chesa takut."

"Takut apa, Dek?"

Chesa terdiam beberapa saat. Mata cokelatnya menatap ke arah sekitar kamarnya untuk sejenak. Mencoba untuk menjawab pertanyaan Bryan agar kakak laki-lakinya itu tidak curiga perihal hubungannya dengan Rasha yang sedang tidak baik-baik saja.

"Kakak keluar. Chesa takut kalau ada Kakak di sini."

"Apa?" Mendengar penuturan Chesa yang tidak masuk akal membuat Bryan menatap gadis yang terpaut usia satu tahun dengannya itu dengan heran.

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang