"Semakin ke sini, entah mengapa aku berpikir bahwa, rasa cinta yang kita miliki sekarang bisa saja mengalahkan kekuatan takdir."
-Selat Gibraltar
•••
"Gimana, Ras, rasanya ketemu sama keluarga kandung?" tanya Chesa yang baru saja meletakan tas selempangnya ke atas sofa milik Rasha. Ya, sekarang keduanya sedang berada di apartemen milik laki-laki itu. Weekend ini Rasha meminta tolong kepada Chesa untuk membantu dirinya mengemas barang. Karena sudah pasti Tama dan Ina mengajaknya untuk tinggal bersama.
"Gue bahagia banget, Sa. Perjuangan gue selama ini akhirnya terbayar juga, gak sia-sia."
"Yang namanya perjuangan itu gak ada yang sia-sia, Ras. Cuma nunggu waktu yang tepat aja."
Rasha menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Menatap gadis berponi yang menggunakan pakaian santai itu dengan senyuman yang membuat siapa saja akan terpikat.
"Lo gak ada acara atau kegiatan apa-apa, kan? Takutnya, gue ngerusak plan lo," ucap Rasha tak enak.
Chesa menggelengkan kepalanya. Usai melakukan ibadah tadi pagi—Chesa langsung berpamitan dengan alasan ingin jalan-jalan dengan Tata dan Zea. Ah, mengingat itu membuat Chesa mengucapkan ribuan kata maaf karena telah menjual nama sahabatnya dengan kedua orang tuanya. Jika Chesa jujur, sudah dipastikan bahwa ia tidak akan ada di sini. Sudah pasti si Bryan akan berkoar untuk melarang.
"Chesa setiap minggu gak ada kesibukan lain, kecuali ibadah," jawabnya dengan jujur. Lalu berjalan mendekati Rasha yang sedang memegang kardus berukuran besar. "Ini mau buat apa?" tanya Chesa menatap ke sekeliling apartemen Rasha yang sudah banyak kardus.
"Ini buat masukin barang-barang kecil aja."
"Sini biar Chesa."
"Bisa?" tanya Rasha dengan jahil.
"Bisa, dong." Dan Rasha pun memberikan kardus berukuran besar itu kepada Chesa. Lalu menatap gadis itu dari atas sampai bawah.
"Tapi kelihatannya lebih besar kardus ini dari pada lo, Sa," ejek Rasha menatap gadis itu dengan tatapan mengejek.
"Kardus Rasha aja yang kebesaran."
Rasha tertawa sembari menggelengkan kepalanya. Lalu berjalan ke arah lemari untuk mengeluarkan semua pakaian.
"Jadi, pindahnya hari ini, ya, Ras?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Gibraltar [COMPLETED]
Romance⚠️WARNING⚠️ CERITA BUKAN UNTUK DITULIS ULANG! TOLONG HARGAI IDE DARI PENULIS. JADILAH PENULIS YANG BERKARYA DENGAN HASIL OTAK SENDIRI BUKAN DARI ORANG LAIN. BERANI BERKARYA ITU BAGUS! YUK, KURANGI POPULASI PLAGIAT. Blurb: Selat Gibraltar, dua...