P A R T - 49

167 38 34
                                    

"Terkadang, kita harus berani untuk memutuskan suatu hal. Berani jatuh cinta, artinya, berani untuk jatuh sedalam-dalamnya."

-Selat Gibratar

-Selat Gibratar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Serius, Ma?" Chesa tak hentinya tertawa saat melihat album foto David sewaktu masih kecil. Kakak kelasnya itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan di foto. Dan satu lagi, Chesa mengakui satu hal, bahwa David memang tampan dari dulu.

Wanita yang berada di samping Chesa menganggukkan kepalanya. Puas menceritakan kejadian lucu anaknya saat masih kecil.

"Lagi ngomongin apa, sih?" tanya David yang masih berjalan menuruni tangga. Saat berganti pakaian tadi, David tidak sengaja mendengar suara tawa dari lantai bawah. Ia sudah menduga, pasti Mama nya itu menceritakan hal yang tidak-tidak tentang dirinya.

Chesa melihat ke arah tangga sambil menahan senyumnya. "Kak David kelas empat masih pipis di kasur, ya?" Dengan polosnya Chesa bertanya dengan David. Tidak tahukah bahwa laki-laki itu sangat malu sekarang? Mau ditarok dimana muka David?

"Ma," rengek David yang benar-benar malu sekarang. "Mama pasti cerita yang aneh sama Chesa."

Wanita yang disebut mama itu terkikik. Rina, Mama David. Wanita itu sangat senang ketika kedatangan tamu istimewa. Ini adalah rekor pertama David membawa seorang gadis ke rumahnya. Anak bungsunya itu tidak pernah dekat dengan gadis manapun. Hingga sempat Rina berpikir apakah David tidak menyukai seorang perempuan? Seperti omongan mereka ... homo? Astaga, yang benar saja!

"Serius Kak David masih suka ngompol padahal udah kelas empat." Chesa kembali membuka suaranya. Meminta jawaban yang benar-benar akurat dari sumbernya. "Chesa aja pas masuk SD gak lagi, tuh, pipis di kasur," sambung Chesa lagi yang ingin memancing David.

David duduk di sofa dengan wajah yang menahan malu. Benar-benar malu.

"Mama bohong, Sa. Lo gak usah percaya, deh," elak David yang tidak mau Chesa mengetahui semua masa memalukannya.

Rina tertawa puas melihat David yang terlihat malu di depan seorang gadis. "Terus juga, Sa. David waktu SMP masih suka tidur bareng Mama-Papa nya. Dia itu manja banget dulu," ungkap Rina lagi.

David melototkan matanya. "Ma, udah dong," rengek David dengan wajah memelas.

"Berarti kak David manja, ya?" tanya Chesa lagi yang semakin tidak percaya. Tidak percaya dengan sifat asli seorang ketua OSIS Nusa Bangsa. David itu terkenal sebagai pemimpin yang tegas, tapi mendengar semua cerita tadi membuat Chesa berpikir dua kali. "Sama, dong, Chesa juga manja sama Mama-Papa Chesa, apalagi Kak Bryan."

Rina menoleh ke samping sambil tersenyum. Bersiap untuk kembali menyindir anak bungsunya. "Kalau cewek, manja itu wajar, Chesa. Lah, ini cowok. Terus juga si David suka banget sama yang namanya Spiderman, dari dulu sampai sekarang gak pernah berubah. Sampai kolornya aja ada gambar Spiderman. Untung dia gak pake tas ke sekolah yang ada gambarnya itu."

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang