"Terlepas dari apapun yang terjadi nanti. Aku minta untuk tidak ada di antara kita yang mengucapkan 'Selamat tinggal' siapa pun, gak boleh."
-Selat Gibraltar
•••
Tata memijit dahinya sambil berkacak pinggang. Melihat kamarnya yang sudah persis seperti kandang sapi. Lalu beralih menatap salah satu sahabatnya yang sedang berdiri menatap ke arah cermin.
"Gue gak mau tahu. Kamar gue harus seperti semula, Mot," ucap Tata dengan nada rendahnya. Melihat semua pakaian Chesa yang berserakan di lantai membuat Tata ingin teriak dengan sangat kencang. Ini pertama kalinya kamar kesayangannya sangat berantakan. Tata itu adalah gadis yang sangat cinta dengan kebersihan dan kerapian.
"Tata tenang aja. Nanti, Zea bantu beresin, kok," jawab Chesa dengan nada yang sangat tenang. Mendengar namanya yang ikut disebut membuat Zea yang awalnya sedang duduk sambil membaca novel itu pun akhirnya menoleh ke arah Chesa.
"Kok, jadi aku, sih. Ini semua kamu yang berantakin," sahut Zea yang terkesan menolak.
Chesa membalikan badannya. Menatap Zea dengan wajah memohon. "Bentar lagi waktu Chesa habis. Nanti kalau Rasha nunggu lama gimana?"
Ya. Malam ini adalah malam pertama untuk Rasha dan Chesa melakukan dinner. Chesa sengaja membuat sebuah rencana dadakan untuk mereka bertiga demi melancarkan aksi dinnernya dengan Rasha. Ia bahkan berani berbohong kepada keluarganya dengan alasan menginap di rumah Tata untuk mengerjakan tugas kelompok. Tentu saja itu langsung disetujui oleh Tata.
"Please, deh, Mot. Sekarang aja masih jam lima. Lo perginya jam tujuh. Masih ada waktu dua jam buat beresin semuanya."
Chesa mengangguk lesu. Lalu mengambil semua pakaian miliknya yang berjatuhan di lantai. Memang benar kata orang. Ingin bertemu dengan seseorang yang dicintai itu adalah hal yang paling menyulitkan. Apalagi, penampilan. Tentu saja itu membuat Chesa menjadi pusing. Memikirkan baju apa yang cocok dengannya di dinner pertamanya, make up seperti apa yang cocok dengan wajahnya, dan masih banyak lagi. Memikirkannya saja sudah membuat kepala Chesa pusing bagaimana jika melakukannya?
"Gue izinin lo buat nginap di sini karena kasihan aja lo gak bisa bebas pacaran sama Kak Rasha. Tapi kalau kamar kesayangan gue jadi gini. Jangan harap rencana lo buat dinner bakal berjalan dengan lancar," ancam Tata sambil memegang piring yang berisi mie goreng varian rendang kesukaannya.
Chesa membulatkan matanya tak terima. Gadis itu dengan cepat membereskan semuanya.
"Tata jangan gitu, dong. Kan, udah janji kemaren buat bantuin Chesa."
"Permintaan maaf ditolak."
"Terus Tata mau gimana?"
"Gak gimana-gimana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Gibraltar [COMPLETED]
Romance⚠️WARNING⚠️ CERITA BUKAN UNTUK DITULIS ULANG! TOLONG HARGAI IDE DARI PENULIS. JADILAH PENULIS YANG BERKARYA DENGAN HASIL OTAK SENDIRI BUKAN DARI ORANG LAIN. BERANI BERKARYA ITU BAGUS! YUK, KURANGI POPULASI PLAGIAT. Blurb: Selat Gibraltar, dua...