P A R T - 42

179 43 43
                                    

"Seekor kucing pun bisa menjadi singa jika anaknya diganggu oleh kucing yang lain. Apalagi ... manusia yang bisa melebihi seorang iblis sekalipun jika berkaitan dengan orang yang ia sayangi."

-Selat Gibraltar

-Selat Gibraltar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Jam istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu tapi Bryan tetap diam di posisinya. Menatap Sakira dan Sovia yang sejak tadi asik berbincang. Memikirkan apakah rencananya berjalan lancar atau tidak, ah, sudahlah. Bryan langsung berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati dua perempuan itu.

"Kir," panggil Bryan dengan suara rendahnya. Membuat atensi Sakira dan Sovia teralihkan. Terutama Sakira—gadis yang dipanggil itu merasa gugup karena Bryan adalah salah satu deretan laki-laki yang ia sukai di sekolah ini.

"Kenapa, Bry?" tanya Sakira berusaha untuk menghilangkan sedikit gugupnya. Sedangkan Sovia hanya terkekeh pelan melihat sahabatnya yang seperti itu.

"Boleh pinjam ponsel lo bentar?" Jika bukan karena Chesa, Bryan sama sekali tidak ingin melakukan hal ini. Apalagi, berbicara dengan jarak yang dekat seperti saat ini. Ini sama sekali bukan Bryan yang sebenarnya.

Sakira mengerutkan dahinya bingung. "Buat apa?"

"Lo dari dulu mau minta nomor ponsel gue 'kan?" tanya Bryan memastikan. Sakira terdiam beberapa saat—tidak menyangka jika laki-laki itu masih ingat. Ah, buat malu saja. Dan catat satu hal, ini adalah rekor pertama Bryan berbicara dengannya.

Tanpa berpikir lagi, Sakira langsung mengeluarkan ponselnya dan mengulurkan benda pipih itu ke hadapan Bryan.

Tepat sasaran. Bryan tersenyum miring menatap benda itu. Tanpa menunggu lebih lama lagi—langsung saja Bryan mengambilnya. Setelah beberapa saat mengotak-atik isi ponsel tanpa diketahui oleh sang pemilik apa yang sedang ia lakukan—akhirnya Bryan kembali menyerahkan ponsel itu kepada Sakira.

"Tunggu chat dari gue." Usai mengatakan itu, Bryan berjalan pergi keluar dari kelas. Sangat muak untuk sekedar menatap wajah psikopat itu. Bayangan akan Sakira yang menyiksa adiknya membuat Bryan kembali tersulut emosi. Pokoknya, ia harus memberikan balasan yang setimpal. Setelah berhasil menghapus foto Chesa di ponsel Sakira ada satu hal lagi yang harus ia lakukan. Tunggu saja.

"Itu tadi beneran Bryan, Sov?" tanya Sakira yang masih tak percaya karena selama ini di kapten futsal itu selalu menolak dirinya. Bahkan, Bryan tidak pernah menganggap kehadirannya. Tapi sekarang? Laki-laki itu justru yang memulai duluan.

"Ada kemajuan, nih," ucap Sovia sambil menyenggol bahu sahabatnya dengan pelan. "Tapi, kok, dia deketin lo tiba-tiba, sih? Perasaan lo udah lama gak ngejar Bryan lagi," sambung Sovia yang sebenarnya juga tidak percaya akan perbuatan Bryan tadi.

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang