P A R T - 50

218 43 40
                                    

"Karena pada dasarnya, aku memang bodoh. Mempertahankan sebuah rasa yang membuat hati tersiksa."

-Selat Gibratar

-Selat Gibratar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Chesa bersenandung pelan mengikuti alunan musik yang ia dengar. Berjalan dengan semangat menuju kelasnya. Pagi ini mood Chesa sangat bagus, karena Bryan tidak melarang kedekatannya dengan David. Hal itu tentu saja membuat Chesa senang sekaligus bahagia karena memiliki seorang teman laki-laki.

"Gue gak percaya, sih, dia gitu."

"Muka polos banget. Tapi kelakuan, gila. Masih gak nyangka gue."

"Tapi itu beneran sama David? David ketua OSIS?"

"Diam-diam menghanyutkan mereka."

Semua sindiran itu tidak sama sekali terdengar di telinga Chesa. Karena gadis itu sedang memakai heandset. Tanpa tahu bahwa sekarang dirinya tengah ditatap sinis oleh semua murid Nusa Bangsa yang berada di koridor.

"Chesa, lo ikut gue sekarang."

Tiba-tiba saja Tata datang dan menarik pergelangan tangan Chesa untuk ikut dengannya. Berjalan dengan tergesa-gesa seperti itu membuat Chesa sedikit kewalahan. Belum lagi tarikan Tata di tangannya yang sangat kuat.

Chesa menyempatkan untuk melepas heandsetnya dan baru menyadari sebuah keanehan. Tidak seperti biasa mereka menatapnya dengan sinis. Apa ia baru saja membuat masalah? Sepertinya tidak ada.

"Lo lihat ini," tunjuk Tata yang sudah menghentikan langkahnya. Chesa mengikuti arah tunjuk Tata. Mading sekolah. Di sana terdapat berbagai foto mengenai dirinya.

Foto pertama, foto Chesa yang sedang berpelukan dengan David. Ah, itu foto saat dimana David yang menolong dirinya kemaren sore.

Foto kedua, foto Chesa dan David yang sedang bergandengan tangan dan Chesa membulatkan matanya terkejut. Hotel?

"Sa, bilang sama gue kalau ini gak benar," pinta Tata menatap sahabatnya itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Kecewa? Sedih?

Chesa terdiam mematung. Menatap foto kedua itu dengan bingung. Hotel? Chesa tidak lupa ingatan bahwa kemaren ia pergi ke rumah David bukan hotel.

"Tata percaya gak sama ini?" tanya balik Chesa menatap kedua bola mata Tata dengan lekat.

Tata tentu saja menggelengkan kepalanya. Chesa tidak mungkin pergi ke hotel hanya berdua dengan seorang laki-laki.

"Sa, kok, mereka ngomongin tentang kamu?" tanya Zea yang baru saja tiba di sekolah.

Zea beralih ke arah mading. Menatap kedua foto itu dengan mata yang terkejut. Mata Zea tidak sengaja menangkap kertas putih yang menampakkan sebuah foto ketikan.

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang