"Jika semesta sudah bertindak sejauh ini. Bisakah aku memanfaatkan situasi sementara yang akhirnya akan hilang kapan saja?"
-Selat Gibraltar
•••
Panti Asuhan Kasih.
Mobil berwarna hitam milik Rasha sudah terparkir di depan rumah mewah yang katanya adalah milik keluarga Geraldo.
"Rumahnya besar banget, ya." Rasha menoleh ke samping menatap Chesa yang baru saja melepaskan seat-belt nya.
Gadis itu tidak langsung menjawab, melainkan mengambil beberapa kantong plastik yang berisi cemilan di kursi belakang.
"Papa sengaja buat rumahnya sebesar ini. Biar anak-anak panti bisa tinggal dengan nyaman."
Rasha menganggukkan kepalanya mengerti lalu membuka pintu mobil.
"Sini biar gue aja yang bawa. Nanti badan lo tambah kecil bawa yang berat-berat," gurau Rasha yang dihadiahi cubitan kecil di perutnya.
Rasha hanya terkekeh melihat respon Chesa yang melototkan matanya tak terima. Bukannya terlihat menakutkan justru sangat menggemaskan dimata Rasha. Entahlah, seseorang yang dimabuk cinta pasti akan seperti itu. Seperti dirinya sekarang, eh?
"Assalammualaikum," ucap Rasha yang sudah berada di depan pintu. Diikuti oleh Chesa di sampingnya.
"Shalom."
Kedua insan itu saling menatap satu sama lain. Saat Rasha mendengar Chesa yang mengucapkan salam menurut kepercayaannya, entah mengapa, membuat hati kecil Rasha berdenyut merasakan sesak yang begitu dalam.
"Kenapa, Ras?" Chesa menatap laki-laki berkemeja hitam itu dengan bingung. Terlihat wajah Rasha yang menegang. Tapi dirinya tidak tahu apa penyebabnya.
"Waalaikumsalam."
Perhatian Rasha dan Chesa teralihkan ke arah seorang wanita yang sedang menggandeng tangan anak kecil perempuan.
"Eh, Chesa datang. Kenapa gak bilang dulu?" tanyanya tersenyum ramah lalu menatap Rasha yang masih setia memegang kantong plastik tadi. "Ini siapa? Pacar Chesa, ya?"
Chesa tersenyum malu lalu menjawab, "belum, Bu."
"KAK ANGEL MARIO KANGEN."
Suara teriakan anak laki-laki yang berasal dari dalam rumah membuat Chesa mengembangkan senyumnya. Gadis itu merentangkan kedua tangannya menunggu kedatangan Mario yang ingin memeluknya.
"Kak Angel lama banget gak ke sini. Mario jadi kangen tahu."
"Angel?"
Chesa menggendong tubuh Mario yang sama sekali tidak berat baginya. Sebelum menjawab, Chesa menyempatkan untuk mencium pipi tirus milik Mario dengan lembut. Takut akan menyakiti anak berumur lima tahun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Gibraltar [COMPLETED]
Romance⚠️WARNING⚠️ CERITA BUKAN UNTUK DITULIS ULANG! TOLONG HARGAI IDE DARI PENULIS. JADILAH PENULIS YANG BERKARYA DENGAN HASIL OTAK SENDIRI BUKAN DARI ORANG LAIN. BERANI BERKARYA ITU BAGUS! YUK, KURANGI POPULASI PLAGIAT. Blurb: Selat Gibraltar, dua...