P A R T - 46

170 37 38
                                    

"Karena cinta yang tulus itu. Tidak akan memaksa dan menuntut balasan."

-Selat Gibraltar

-Selat Gibraltar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Chesa menghempaskan tangan Fely yang sedang menyeretnya dengan kasar. Menatap kakak kelasnya itu dengan tatapan nyalang. Chesa benar-benar marah.

"Kakak ngapain narik-narik tangan Chesa?" tanya Chesa dengan tatapan yang menatap Fely tidak suka. Kakak kelasnya itu selalu bertingkah semaunya.

Fely terkekeh sinis. Berjalan mendekati Chesa dengan tatapan membunuh. "Lo masih tanya? Gak sadar diri juga, ya, lo," ejek Fely lalu menarik ujung rambut Chesa dengan jemarinya.

Mendapat serangan tiba-tiba seperti itu membuat Chesa meringis karena menahan sakit yang luar biasa. "Lepasin, Kak," pinta Chesa, memejamkan matanya karena rasa sakit itu kian bertambah.

"Gue udah kasih peringatan sama lo. Tapi kenapa lo gak pernah mau lakuin? Lo anggap gue main-main, iya?" Fely melepaskan tangannya dari rambut Chesa lalu beralih mendorong adik kelasnya itu hingga tubuh Chesa terbentur dengan keras oleh tembok.

Fely kembali maju untuk mendekati Chesa. Melirik ke arah kiri dan kanan sekilas, memastikan bahwa tidak ada orang lain selain mereka sekarang. Karena Fely memilih tempat yang bagus—area belakang sekolah.

"Lo gak tahu siapa bokap gue? Gue bisa aja buat lo dikeluarin dari sekolah sekarang juga kalau mau," ujar Fely dengan nada yang sombong.

"Keluarin aja. Chesa gak takut," balas Chesa mencoba untuk berani melawan Fely. Kakak kelasnya itu akan semakin semena-mena jika dirinya lemah tak berdaya—hanya mampu diam tanpa melawan sedikit pun.

Fely yang mendengarnya pun terkekeh sinis. Sedikit tidak menyangka jika gadis polos di hadapannya sudah sedikit berubah. Chesa mulai berani bermain dengannya, ternyata.

Plak.

Sebuah tamparan keras melayang begitu saja ke wajah Chesa. Hingga gadis itu pun memalingkan wajahnya ke samping. Tamparan dari tangan Fely sangatlah keras, sepertinya gadis itu mengeluarkan seluruh tenaganya demi menampar Chesa.

"Sakit?" tanya Fely tanpa merasa bersalah sedikit pun. "Gue bisa aja ngelakuin yang lebih dari apa yang diperbuat sama Sakira dan Sovia sama lo waktu itu. So, jangan coba-coba untuk melawan sama gue," ancam Fely lalu beranjak pergi meninggalkan Chesa sendiri.

Chesa hanya mampu terdiam dengan tangan yang memegang pipi sebelah kirinya. Tamparan itu benar-benar membuat tulang pipinya ngilu. Untung saja sudut bibirnya tidak mengeluarkan darah. Dalam diam Chesa menatap punggung Fely yang kian menghilang. Gadis yang sekarang menjadi tunangan mantan kekasihnya itu tidak lebih dari seorang iblis. Dan Chesa tidak akan pernah membiarkan Rasha memiliki hubungan dengan iblis berwujud manusia itu. Sampai kapan pun.

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang