P A R T - 54

190 39 32
                                    

"Karena Tuhan itu adil. Cepat atau lambat, semuanya akan terbongkar. Sekuat apapun kebohongan itu tertutupi, tetap saja, kebenaran yang akan menang."

-Selat Gibraltar

-Selat Gibraltar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Sa, gue janji bakal urus semuanya," ucap David dengan posisi jongkok di hadapan Chesa. Menggenggam tangan adik kelasnya itu dengan lembut.

"Kita juga bantu, Kak," sahut Tata yang baru saja masuk ke dalam rumah Chesa. Di belakangnya ada Zea yang juga siap membantu.

"Lo lihat, kan? Masih ada yang peduli sama lo, Sa. Jangan ngerasa sendiri, ya, kita akan selalu ada buat lo."

Chesa mengembangkan senyumnya mendengar penuturan dari David. Sekarang bukan lagi Rasha yang selalu ada di sampingnya, melainkan orang lain. David Xavier. Laki-laki yang tidak pernah ia duga sebelumnya, kini sudah mulai dekat tanpa mereka sadari.

"Yang pertama harus kita lakukan adalah bukti kalau Chesa itu gak hamil," ucap Tata menatap mereka semua satu per satu. "Eh, Kakak lo mana, Sa?" tanya Tata yang baru saja menyadari kalau Bryan tidak ada di tengah-tengah mereka.

"Ehm, kenapa nanyain Kak Bryan, Ta?" tanya Zea yang berniat ingin menggoda sahabatnya. "Kamu suka sama Kak Bryan?" tanya Zea, lagi. Yang mencoba untuk memancing Tata agar suasana saat ini tidak terlalu tegang dan membuat Chesa tertekan.

Tata menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Gue cuma nanya aja. Masa cuma nanya dikira suka. Aneh lo," balas Tata membela dirinya. Tapi yang mendengar jawaban itu pasti tahu, bahwa Tata menjawab pertanyaan dari Zea dengan nada yang terdengar gugup.

Chesa mengerjabkan matanya dengan polos. Masih bingung dengan apa yang mereka bicarakan. Tata suka kak Bryan?

"Tata," panggil Chesa membuat mereka mengalihkan tatapannya ke arah Chesa. Menatap gadis itu penuh tanya akan apa yang diucapkan selanjutnya.

"Jangan suka sama Kak Bryan, ya. Chesa gak mau Tata juga ngerasain apa yang Chesa alami selama ini. Karena cinta beda keyakinan itu benar- benar menyakitkan. Bukan karena kehadiran orang ketiga yang akan membuat hubungan rusak, tapi karena pilihan. Memilih Tuhan atau orang yang kita cintai."

•••

Seperti rencana mereka beberapa jam yang lalu. Sekarang ke empat orang itu sudah berada di rumah sakit.

Sejak tadi Chesa terus menggenggam tangan Zea dengan erat. Gadis itu sangat ketakutan sekarang.

"Tenang, ya, Sa. Semoga hasilnya negatif," ucap Zea berusaha menenangkan Chesa.

"Nona Angelina Chesa Annora?"

Suara panggilan dari suster itu membuat tubuh Chesa langsung menegang di tempatnya. "Zea temenin Chesa, ya?" pinta Chesa yang langsung disetujui oleh Zea.

"Gue yakin sama lo, Sa," gumam Tata saat melihat Chesa yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Di sampingnya ada David yang sejak tadi hanya diam. "Kak David tenang aja. Kalau emang kalian gak ngelakuin 'itu' pasti hasilnya gak akan positif."

"Gue bukan mikirin itu. Gue udah yakin kalau hasilnya pasti negatif, yang gue pikirin sekarang adalah siapa dibalik semua ini. Siapa yang fitnah gue sama Chesa."

Tata terdiam beberapa saat. Bukan hanya David saja yang bingung sekaligus penasaran, tapi dirinya juga.

"Kita pasti bisa cari jalan keluarnya sama-sama."

Ceklek.

Baru saja David ingin kembali membuka suaranya. Pintu ruangan itu kembali terbuka dan menampakkan Chesa dan Zea yang baru saja keluar.

"Gimana?" tanya Tata yang tidak sabaran.

Zea menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Kita gak salah buat selalu percaya sama Chesa, Ta."

Cukup mendengar itu sudah membuat Tata yakin bahwa dugaannya selama ini benar. Chesa tidak hamil. Itu kabar yang sangat bagus.

"Sekarang kita harus cari siapa pelakunya," cela David menatap mereka satu per satu.

"Kalian tenang aja. Aku udah tahu siapa pelakunya dan juga buktinya. Tinggal kita susun rencana aja buat bongkar semuanya."

•••

"Ras, kamu dari tadi dengerin aku gak, sih?" Fely berdecak kesal karena Rasha yang sejak tadi hanya diam tanpa merespon perkataannya sedikit pun.

Rasha membuang nafasnya dengan kasar. Menatap cincin yang berada di jari manisnya. Tunangan, ya? Rasanya, Rasha ingin tertawa.

"Iya, kenapa?" tanya Rasha dengan nada datarnya.

Fely memutar bola matanya dengan malas. Lagi-lagi Rasha selalu bersikap seperti ini. Hanya bersikap manis di hadapan mantan kekasihnya, Chesa.

"Kamu mikirin Chesa?" tanya Fely yang sialnya tepat sasaran.

"Kenapa aku harus mikirin dia?" Rasha mencoba untuk berbohong walau pada akhirnya itu tidak berhasil karena Fely yang sudah tahu.

"Gak nyangka aja, ya, ternyata dia hamil padahal masih kelas satu SMA." Fely sengaja menyinggung mantan kekasih Rasha itu. Agar Rasha sadar, bahwa gadis yang dulu dicintainya itu sama sekali bukan gadis yang baik.

Rasha membuang nafasnya dengan kasar. "Katanya mau pulang? Ayo, aku antar," ajak Rasha yang sudah berdiri dan meraih kunci mobil yang tergeletak di atas meja belajarnya.

Fely menyeringai sinis saat tunangannya sudah keluar dari kamar. Meraih benda pipih yang berada di saku celana. Menelpon seseorang.

"Pokoknya, saya gak mau tahu. Bapak harus keluarin mereka walaupun mereka punya bukti."

"Tapi ...."

"Saya gak terima penolakan."

Tut tut tut.

Fely mematikan panggilan itu secara sepihak. See? Siapa yang lagi-lagi menang sekarang?

"Chesa, lo yang mulai duluan buat cari gara-gara sama gue. And than ini adalah titik kehancuran lo yang sebenarnya."

Felysia Gianina, anak tunggal Andika Haditama. Kebiasaan dari kecil akan permintaan yang selalu dikabulkan dan memiliki semua yang diinginkan membuat Fely terbiasa hingga sampai sekarang. Jika ia mengatakan bahwa Rasha adalah miliknya, maka laki-laki itu akan selamanya menjadi milik Fely, seutuhnya.

Tidak peduli akan apa resiko yang terjadi nanti. Tapi Fely ingin Rasha tetap menjadi miliknya. Apapun caranya, akan Fely lakukan.

Karena pada awalnya, Rasha milik Fely.

Seterusnya, akan tetap seperti itu.

•TBC•

See you the next chapter, guys♥️

Salam sayang, Bervi Athalla🌹

Bengkulu, 14 Agustus 2021.

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang