"Seandainya, suatu saat nanti kita tidak lagi bersama. Aku harap kamu tidak lupa. Bahwa kita pernah membuat kenangan yang sangat indah."
-Selat Gibraltar
•••
"WHAT?" Tata berteriak histeris. Menatap ke arah sahabatnya dengan tatapan tak percaya. Chesa. Gadis yang beberapa hari lalu menjadi perbincangan hangat karena berita tentang dirinya yang di bully, tapi sekarang, lihatlah. Chesa terlihat seperti tidak terjadi apa-apa. Tetap tersenyum dengan ceria, bahkan lebih ceria dari biasanya.
Chesa menganggukkan kepalanya dengan semangat. Pertanda bahwa perkataannya barusan memang benar adanya. "Chesa udah resmi pacaran sama Rasha kemaren sore. Kejadiannya pas di taman," sambung Chesa lagi yang menceritakan semuanya kepada sahabatnya.
Zea terdiam mematung. Perkataan Chesa tadi, entah mengapa, membuat dirinya merasa sakit dan bahagia dalam satu waktu.
"Gila aja, sih. Kak Rasha langsung nembak lo kemaren, tahu gitu gue gak bakal ninggalin kalian berdua," ucap Tata dengan wajah murungnya.
"Loh, kenapa?" Chesa mengerutkan dahinya bingung dengan penuturan Tata barusan.
"Ya, biar gue bisa lihat secara langsung. Gimana seorang wakil ketua OSIS nembak cewek."
Chesa tertawa mendengar perkataan jujur dari sahabatnya. Lalu menoleh menatap Zea yang sejak tadi hanya diam menyimak semuanya. Melihat ada sesuatu yang berbeda dengan salah satu sahabatnya itu membuat Chesa memegang bahu Zea dengan lembut.
"Zea kenapa?" tanya Chesa menatap kedua bola mata berwarna hitam itu dengan lekat. Begitu juga dengan Tata yang baru menyadari keanehan dari Zea.
Zea tersentak. Gadis itu menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Hingga tercetaklah lesung pipi di sebelah kiri. "Aku baik-baik aja, kok. Memangnya kenapa?"
"Lo dari tadi bengong aja. Dengerin Chesa curhat gak?"
Zea menganggukkan kepalanya. "Aku dengar semuanya, kok. Chesa jadian sama Kak Rasha, kan?" tanya Zea menatap Tata dan Chesa secara bergantian. Sedetik kemudian Chesa menganggukkan kepalanya sebanyak dua kali. Membetulkan pertanyaan dari Zea. "Kalau gitu selamat, ya. Aku turut bahagia karena apa yang selama ini kamu inginkan akhirnya bisa kamu genggam."
"Makasih banyak, Zea."
Tata menatap kedua bola mata Zea dengan lekat. Ada kebohongan di sana dan Tata merasa bahwa ada sesuatu yang Zea tutupi dari mereka. Terlihat bahwa mata itu menunjukan kesedihan yang mendalam. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan Zea sekarang? Tampaknya gadis manis itu menyimpan sesuatu yang sangat besar.
Drrrt drrrt drrrt.
Chesa segera merogoh saku roknya. Terlihat benda pipih berwarna putih yang menampilkan sebuah pesan. Namun, melihat layar ponselnya yang sedikit retak membuat Chesa kembali mengingat kejadian malam tadi. Pertengkaran antara dirinya dan Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Gibraltar [COMPLETED]
Romance⚠️WARNING⚠️ CERITA BUKAN UNTUK DITULIS ULANG! TOLONG HARGAI IDE DARI PENULIS. JADILAH PENULIS YANG BERKARYA DENGAN HASIL OTAK SENDIRI BUKAN DARI ORANG LAIN. BERANI BERKARYA ITU BAGUS! YUK, KURANGI POPULASI PLAGIAT. Blurb: Selat Gibraltar, dua...