P A R T - 15

386 125 73
                                    

"Kata mereka, mencintai tidak harus memiliki. Apakah itu artinya, hubungan ini akan tandas?"

"Atau, seharusnya tidak pernah ada?"

-Selat Gibraltar

-Selat Gibraltar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Usai menjenguk Mama Fely, akhirnya, Rasha dan Chesa sudah tiba di apartemen milik Rasha. Sengaja laki-laki itu mengantar Fely lebih dulu agar bisa berdua dengan Chesa.

"Kok, Chesa gak diantar pulang, sih?" tanya Chesa menatap Rasha dengan kerutan di dahinya.

Rasha tersenyum lalu meletakan kantong plastik yang berisi mie ayam ke atas meja. "Gue mau makan berdua sama lo. Gak mau?"

Dengan semangat Chesa menganggukkan kepalanya. "Tau aja kalau Chesa lagi lapar."

Rasha tak langsung menjawab. Laki-laki itu sibuk menyajikan makanan dan tak lama kemudian ia membawa dua piring berisi mie ayam ke hadapan Chesa. Tak lupa dengan minuman cokelat hangat kesukaan gadisnya. Tunggu, gadisnya?

"Terima kasih, Rasha."

"Baca do'a dulu," ucap Rasha menghentikan tangan Chesa yang baru saja hendak memegang sendok.

Chesa tersenyum kikuk dan langsung mengepalkan kedua tangannya dengan mata yang terpejam. Berbeda dengan Rasha yang menengadah tangannya ke atas dan membaca do'a di dalam hati.

Selesai berdo'a Chesa menoleh ke samping. Menatap Rasha yang sedang berdo'a menurut kepercayaannya. Entah mengapa, mengingat perasaan yang sekarang sudah semakin tumbuh itu membuat Chesa merasakan sesak yang begitu dalam. Akankah cinta yang ia miliki sekarang akan terbalaskan? Atau justru bertepuk sebelah tangan?

"Kok, ngelamun?"

Chesa tersentak lalu tersenyum. "Gak melamun, kok. Selamat makan, Rasha."

"Selamat makan, Chesa."

Setelah keduanya selesai makan. Chesa pun bangkit dari duduknya dan membawa kedua piring kotor itu ke arah wastafel dan mencucinya. Sebelumnya, Rasha sempat melarang, tapi dengan tegas Chesa menolak karena dirinya yang sudah diajarkan sejak kecil untuk selalu mencuci piring kotor setelah makan.

Tak terasa sekarang sudah jam enam lewat. Chesa belum juga diantar pulang. Gadis itu terus mengelilingi apartemen milik Rasha. Memperhatikan setiap sisi dari tempat yang ditinggali oleh laki-laki yang membuatnya merasakan apa itu cinta untuk pertama kalinya.

Tadi Rasha berpamitan untuk mandi dulu. Tapi sudah setengah jam berlalu membuat Chesa yang menunggu pun merasa bosan. Sebenarnya, apa yang membuat laki-laki itu begitu lama?

Selat Gibraltar  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang