"Sebenarnya, semesta itu adil. Dia memberikan kebahagiaan, tapi tidak lupa memberikan kesedihan setelahnya."
-Selat Gibraltar
•••
"Chesa pulang."
"Loh, Tata sama Zea mana?" tanya Michelle yang melihat anak gadisnya masuk sendirian. Lalu menuntun Chesa untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
"Mereka langsung pulang. Tata mau latihan karate malam nanti, Ma," jawab Chesa dengan nada yang sangat riang. Michelle menaikan sebelah alisnya. Bukannya apa, tapi melihat wajah Chesa sekarang sangat jauh berbanding terbalik saat pergi tadi. Apakah anak gadisnya ini baru saja memenangkan lotre? Ah, tentu saja itu tidak mungkin!
"Kamu ... keliatan bahagia. Cerita sama Mama, dong," pinta Michelle menatap Chesa dengan mata yang menggoda.
Chesa tersenyum malu mendengarnya. Mengingat kejadian beberapa menit yang lalu membuat Chesa kembali merasa terbang. Baru kali ini ia merasakan kebahagiaan yang berbeda. Sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
"Tapi, Mama jangan kasih tahu Papa atau Kak Bryan, ya?" Chesa sengaja mengecilkan suaranya dan mendekatkan tubuhnya ke Michelle. Berharap bahwa tidak ada yang mendengar perbincangan mereka sekarang.
Michelle mengerutkan dahinya, tapi tetap menganggukkan kepalanya setuju. Lagian, dirinya tidak akan cerewet. "Cerita aja. Rahasia kamu aman sama Mama." Chesa dan Michelle terkekeh pelan. Entah apa yang membuat keduanya seperti itu, hanya mereka yang tahu.
"Jadi, Chesa lagi bahagia banget. Penyebabnya ... Rasha."
Michelle menatap kedua bola mata anaknya dengan lekat. Terlihat binar bahagia di sana. Sanggupkah ia menghilangkan binar itu? Sebelumnya, Michelle belum pernah melihat anak bungsunya sebahagia sekarang.
Flashback on.
"Sa, sekarang gue mau nanya sama lo."
"Apa?"
"Lo pernah bilang sama gue 'Jika semesta yang memulai cerita ini. Izinkan Chesa untuk tidak mengakhirinya seperti yang dilakukan oleh takdir' apa gue juga bisa membantu lo untuk tidak mengakhiri ini semua seperti apa yang dilakukan oleh takdir? Perpisahan setelah pertemuan. Gue gak mau itu terjadi, Sa."
Chesa terpaku saat mendengar penuturan dari mulut Rasha. Pernyataan itu pernah ia nyatakan. Saat Chesa baru-baru menyukai Rasha. Di saat dirinya yang masih bingung dengan semuanya.
"Maksud, Rasha?" Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Chesa. Gadis itu masih terkejut dengan penuturan Rasha. Semuanya terlalu tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Gibraltar [COMPLETED]
Romance⚠️WARNING⚠️ CERITA BUKAN UNTUK DITULIS ULANG! TOLONG HARGAI IDE DARI PENULIS. JADILAH PENULIS YANG BERKARYA DENGAN HASIL OTAK SENDIRI BUKAN DARI ORANG LAIN. BERANI BERKARYA ITU BAGUS! YUK, KURANGI POPULASI PLAGIAT. Blurb: Selat Gibraltar, dua...