1.9

13 6 0
                                        

Setelah kepulangan SeoHwa dan ketiga kakaknya dari Solo, mereka kembali beraktifitas seperti biasanya. WooSeok sibuk mempersiapkan dirinya untuk coass, Yohan sibuk menyiapkan dirinya untuk pertandingan berikutnya, MinKyu sudah mulai mengurus berkas kelindahannya ke Australia, dan SeoHwa sendiri sibuk kembali ke kehidupan nyatanya. Semua itu sudah berlangsung selama hampir sebulan lamanya.

Bagi SeoHwa sekarang sekolah ini tidak lagi sama rasanya. Tentu saja, tanpa kehadiran MinHee maka dia merasa sangat kesepian walaupun sekarang dia satu kelas dan bahkan satu bangku dengan EunSang. Sebenarnya mereka juga sering mengobrol bersama ketika guru sedang menerangkan materi tapi tetap saja rasanya berbeda jika dibandingkan dengan MinHee.

Setiap malam setelah belajar SeoHwa akan menangis karena merasa rindu dengan sahabatnya itu. Terlebih sekarang ini MinHee sudah sangat jarang atau bahkan bisa dikatakan tidak pernah menghubunginya lagi. Kemudian di pagi harinya dia akan kembali berakting seolah semuanya baik-baik saja. Hal itu sudah SeoHwa lakukan selama hampir satu bulan. Tanpa ditanya pun kita bisa tahu betul bahwa sebenarnya SeoHwa merasa hati, jiwa dan raganya lelah dan sakit disaat yang bersamaan.

"Pulang sama Esa aja yuk. Sekalian ngerjain tugas bareng," ucap EunSang.

"Bunda sama papa Esa di rumah kan?" tanya SeoHwa yang dibalas anggukan oleh EunSang.

"Mas JinHyuk juga di rumah?" tanya SeoHwa lagi.

"Mas JinHyuk pulang agak sore nanti. Katanya ada yang harus diurus," balas EunSang.

"Oke deh. Ayo kita pulang." SeoHwa merangkul lengan EunSang.

Biasanya MinHee yang akan berinisiatif untuk menggenggam tangannya tapi kini SeoHwa yang harus lebih dulu merangkul lengan EunSang. Memikirkan hal sepele seperti ini saja sudah membuat SeoHwa sedih.

"Maaf ya SeoHwa. Esa nggak seasik MinHee. Tapi Esa bisa jadi tempat SeoHwa nangis kok kalo misal SeoHwa capek," ucap EunSang ketika mereka sudah berada di dalam mobil EunSang.

"Esa asik juga kok. Siapa juga yang bilang Esa nggak asik," balas SeoHwa dengan seulas senyum.

"Esa kira Esa nggak asik. Soalnya SeoHwa kalo sama Esa murung gitu hawanya,"

SeoHwa menggeleng pelan. Matanya menatap EunSang yang masih fokus menyetir. Dia tahu betul kalau EunSang juga sayang padanya, namun rasa sayangnya ini lebih seperti saudara karena mereka tumbuh bersama semenjak kecil. Tidak seperti MinHee yang terang-terangan mengucapkan bahwa dia menyayangi SeoHwa lebih dari sahabat.

"Mau beli boba dulu nggak?" tawar EunSang. Dia tahu kalau SeoHwa penggemar boba.

"Boleh," balas SeoHwa.

"Tunggu sini aja ya. Di luar rame banget soalnya. Panas juga," ucap EunSang kemudian beranjak dari mobil untuk membeli boba.

Setelah mendapatkan dua buah boba, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah EunSang. SeoHwa juga suka pulang ke rumah EunSang karena dia kerap merasa kesepian jika harus di rumah sendirian dalam waktu yang lama.

Malam harinya atau lebih tepatnya pukul 7 malam ketika JinHyuk pulang pun SeoHwa masih berada di rumah EunSang. Hari ini SeoHwa sengaja ingin bertemu dengan JinHyuk dahulu sebelum pulang karena rencananya SeoHwa ingin bercerita tentang hal-hal yang mengganggu pikirannya beberapa bulan belakangan.

"SeoHwa mau cerita ke mas JinHyuk kan?" tanya EunSang. SeoHwa mengangguk pelan.

"Mas JinHyuk ada di ruang makan. SeoHwa kesana aja. Biar ini nanti Esa yang lanjutin,"

"Emang gapapa?" tanya SeoHwa memastikan.

"Gapapa. SeoHwa lagi stress, pasti banyak yang mau diceritain ke mas JinHyuk. Jangan dipendem sendiri ya,"

In Aeternum Te AmaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang