4.2

23 5 0
                                        

SeoHwa dan Yohan duduk di ruang tengah denga  diliputi perasaan cemas dan curiga karena sudah 2 jam lebih WooSeok belum juga turun dari kamarnya. Padahal kakak mereka itu belum sarapan dan tidak biasanya WooSeok bisa tahan berlama-lama di kamarnya seperti sekarang ini. Bahkan SeoHwa dan Yohan sudah hampir tertidur beberapa kali karena terlalu lelah menunggu WooSeok.

Yohan melirik jam tangannya sekali lagi. Sekarang sudah hampir 3 jam WooSeok belum juga keluar dari kamarnya. Tidak ada sepatah kata pun yang dikatakan WooSeok sebelum pergi ke kamarnya. Pesan yang dikirim SeoHwa kepada WooSeok pun belum mendapat balasan.

"Samperin mas WooSeok yok," ajak Yohan.

"Nanti kalo kita diamuk gimana?"

"Mending diamuk daripada dibuat jantungan harus lari-lari ke rumah sakit. Takutnya mas WooSeok terkapar. Tadi waktu pulang juga mukanya pucet banget."

"Tapi biasanya pintu kamar mas WooSeok dikunci. Mas Yohan bisa dobrak?"

"Pintu kamar mas MinKyu udah dua kali jadi bahan dobrakan mas Yohan, dek. Adek lupa?" jawab sambil menyombongkan dirinya.

"Nanti kalo diamuk mas WooSeok adek nggak ikut-ikutan tapi lho ya. Kita kan dari awal rencananya cuma mau nyidang mas WooSeok setelah mas WooSeok keluar kamar," ucap SeoHwa.

Yohan mencebik kesal. Dengan malas dia memandang adik bungsunya itu sembari berkata, "iya udah tenang aja mas Yohan yang tanggung jawab."

Mereka segera beranjak ke kamar WooSeok karena sudah terlalu lelah menunggu selama hampir 3 jam. Ditambah lagi Yohan merasakan firasat yang tidak enak tentang WooSeok karena tadi ketika pulang kakaknya itu langsung pergi ke kamarnya tanpa berpamitan.

"Adek ngerasa nggak enak deh. Kayanya firasat mas Yohan bener," ucap SeoHwa.

"Mungkin mas WooSeok pingsan," balas Yohan dnegan entengnya. SeoHwa yang merasa geram buru-buru menabok lengan kakaknya itu.

Yohan menghentikan langkah kakinya dan membuat SeoHwa menabrak punggungnya. "Mobil mas Yohan di luar kan ya??

"Iya. Kenapa emangnya?"

Yohan tidak menjawab. Tangannya merogoh seluruh saku celananya guna mencari kunci mobilnya. Setelah menemukannya mereka segera melanjutkan langkah mereka menuju kamar WooSeok.

"Tumben nggak dikunci," ucap Yohan begitu berhasil membuka pintu kamar WooSeok.

Hal pertama kali yang mereka sadari adalah AC kamar WooSeok terasa panas dan hanya mengeluarkan angin saja padahal baru beberapa minggu lalu diservis. Yang berikutnya mereka sadari adalah ketidakhadiran WooSeok di ruangan ini yang tentu memancing berbagai macam pertanyaan yang semakin ramai hilir mudik di dalam kepala SeoHwa dan Yohan. Keduanya saling bertatapan seolah mentransfer isi pikiran mereka.

"Kayanya di kamar mandi deh," ujar SeoHwa.

Benar saja apa yang dikatakan SeoHwa karena ketika Yohan membuka pintu kamar mandi dia menemukan WooSeok tergeletak di lantai kamar mandi yang untungnya sedang dalam kondisi kering. Bukan karena WooSeok sedang bertapa atau melakukan hal bodoh karena sekarang ini WooSeok tidak sadarkan diri alias pingsan. Sesuai dengan dugaan Yohan tadi.

"Mas. Mas. Mas WooSeok," ucap Yohan sambil menepuk-nepuk pipi WooSeok.

"Mas WooSeok demam," balas SeoHwa.

"Adek tolong bukain gerbang. Kita ke rumah sakit sekarang."

SeoHwa berlarian keluar dari kamar WooSeok. Dengan langkah kaki yang terburu-buru dia bergegas membukakan gerbang tinggi yang menjulang. Sementara itu Yohan bergegas menuju mobilnya dengan WooSeok yang berada di punggungnya.

In Aeternum Te AmaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang