SeoHwa masih berada di unit apartemen YunSeong hingga menjelang sore hari. Kalau ditanya alasan utama mengapa dia belum juga kembali adalah karena ketiga kakaknya belum selesai dari kegiatan mereka hari ini. Bahkan ketika dia mengirimkan pesan ke grup yang beranggotakan dirinya dan ketiga kakaknya, tidak ada satupun dari mereka yang merespon pesan yang dikirimnya.
"Nginep disini aja mending," ujar YunSeong.
"Ngawur, gaboleh lah. Masa nginep di tempat laki-laki seenaknya gini. Bisa digrebek massa nanti."
"Ini kita berduaan aja nggak ada yang peduli. Orang-orang disini sibuk sama urusannya masing-masing. Mereka nggak akan ngerecokin urusan kita kok."
SeoHwa membalikkan badannya menghadap YunSeong. Matanya menatap lurus ke arah mata YunSeong yang merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang disukainya dari seorang Hwang YunSeong.
"Ya kalo yang disini nggak ada yang peduli memang. Tapi kalo ketauan mas WooSeok bisa diamuk habis-habisan. Apalagi sekarang ini papa lagi di rumah. Emang mas YunSeong mau di blacklist dari daftar calon mantu papa?" YunSeong menggeleng pelan seraya mengerucutkan bibirnya.
SeoHwa tersenyum kecil. Melihat YunSeong manja seperti ini benar-benar menjadi sebuah hiburan tersendiri baginya. Selama ini dia hanya bisa merindukan YunSeong tanpa bisa bertemu dengannya. Namun kini mereka kembali disatukan oleh semesta yang seolah mendukung kisah baru diantara mereka.
YunSeong memejamkan matanya. Satu tangannya melingkar di pinggang SeoHwa sementara tangannya yang lainnya digunakan sebagai bantalan bagi SeoHwa. Sudah hampir 2 jam mereka berada dalam posisi seperti ini namun tidak satupun dari mereka merasa bosan.
SeoHwa yang tadi sempat tertidur sebentar alhasil menjadi objek tontonan yang tampak sangat menarik bagi YunSeong. Hampir seluruh bagian wajah SeoHwa berhasil disentuh oleh jemari YunSeong yang mana hal itu membuat SeoHwa terbangun dari tidurnya karena merasa terganggu.
"Kalo inget cerita tentang dokter KookHeon yang suka sama kamu rasanya nggak tenang ternyata. Apalagi kalian kerja di tempat yang sama," ujar YunSeong.
"Bukanya tadi bilang nggak akan cemburu? Lagian kenapa kalo kerja di tempat yang sama? Dokter KookHeon kan spesialis anestesi, SeoHwa dokter gigi umum. Kita jarang ketemu kok walopun kerja di tempat yang sama. Dokter KookHeon lebih banyak ngabisin waktu di ruang operasi, kalo SeoHwa sibuk di ruang praktik," balas SeoHwa.
"Iya mas tau kalo kalian pasti nggak akan macem-macem di rumah sakit. Tapi nggak tenang aja rasanya kalo ngebiarin gitu aja."
"Terus menurut mas YunSeong enaknya gimana?" tanya SeoHwa kemudian.
"Karena kita masih belum bisa buat nikah, gimana kalo kita pacaran lagi aja? Itung-itung buat ngiket dulu aja biar kalo ditanya udah ada yang punya ato belum jawabnya lebih gampang. Kalo kaya gini ditanya udah punya pasangan ato belum kan susah juga jawabnya. Dibilang temen tapi nggak keliatan kaya temen, dibilang pacar ya bukan, mau bilang mantan pacar tapi masa iya masih sering mesra-mesraan, kalo dibilang suami istri juga belum sah."
"Berati gimana?"
"Ayo pacaran," ujar YunSeong to the point.
Memang manusia bernama Hwang YunSeong ini rasanya sulit sekali untuk bersikap romantis untuk mengatakan hal seperti itu. Dahulu ketika pertama mereka berpacaran juga YunSeong mengatakannya tidak dengan kata-kata romantis, masa iya kini dia mengatakannya dengan kata-kata yang tidak romantis juga.
"Coba bilang yang bener bilangnya. Yang romantis gitu dong mas," pinta SeoHwa.
YunSeong mengerucutkan bibirnya kemudian ekspresinya menunjukkan bahwa dia sedang berpikir keras. SeoHwa tersenyum tipis melihat YunSeong dilanda kebingungan. Cukup lama mereka dilanda keheningan yang membingungkan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Aeternum Te Amabo
FanfictionKim Seo Hwa. Anak bungsu keluarga Kim ini sangat amat dijaga oleh ketiga kakak laki-lakinya semenjak kecil hingga dewasa. Yang mana hal itu membuat SeoHwa sangat menikmati seluruh perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ketiga kakaknya. Apala...