3.6

18 6 0
                                        

Dua hari setelah kejadian EunSang pasang kawat gigi itu akhirnya SeoHwa kembali ke rumahnya. Tentu saja dia kembali karena papanya sudah pulang kembali ke Korea. Kalau belum kembali ke Korea SeoHwa tidak mungkin diizinkan kembali ke rumah oleh WooSeok. Apalagi MinKyu dan Yohan turut melarangnya untuk kembali ke rumah atau bahkan hanya sekedar lewat di depan rumah selama papanya masih ada di rumah.

Dan pagi ini kegiatan SeoHwa bersama ketiga kakaknya kembali seperti biasa. WooSeok memasak sarapan di dapur, MinKyu sibuk olahraga di halaman belakang, SeoHwa menyirami tanaman di halaman depan bersama dengan Yohan yang kini sedang olahraga. Semuanya kembali normal, mereka sepakat untuk melupakan kejadian beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya mereka tidak ingin mengingat lagi kejadian yang mengguncang kondisi fisik dan mental mereka beberapa hari lalu itu.

"Permisi mas. Apa betul ini rumahnya pak Kim WooSeok?" tanya seseorang dari arah luar gerbang.

"Iya mas betul. Ada apa ya?" tanya Yohan sembari menghampiri orang tersebut.

"Ini saya dari florist mau mengirimkan bunga untuk bapak Kim WooSeok dari bapak Kim HyungJoon. Bisa ketemu sama pak WooSeok buat minta tanda tangannya? Buat bukti bahwa kiriman bunganya sudah diterima," ujarnya.

"Waduh, kebetulan bapak saya itu lagi sibuk pak. Biar saya aja yang tanda tangani," balas Yohan. Di pengirim hanya bisa mengiyakan saja kemudian membiarkan Yohan menandatangani bukti penerimaan.

Yohan memang suka seenaknya kalau menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan pengiriman barang ke rumahnya. Bahkan beberapa bulan lalu ketika paket milik MinKyu datang dan Yohan yang menjadi penerimanya mengatakan bahwa MinKyu sudah tidak ada di rumah yang mana hal itu membuat si pengirim nyaris jantungan karena mengira bahwa MinKyu tidak ada dalam artian sudah meninggal, padahal aslinya MinKyu hanya sedang berada di Australia. SeoHwa yang mengingat kembali kejadian itu dan kini sedang memperhatikan kakaknya itu dari jarak yang lumayan jauh rasanya ingin menyemprot Yohan dengan selang air yang sedang dipegangnya. Dia benar-benar terkejut dengan respon yang dilontarkan oleh Yohan, untuk sejenak rasanya dia ingin menyangkal kenyataan bahwa Yohan adalah kakaknya.

Setelah selesai dengan proses penyerahan bunga-bunga yang dikirimkan itu SeoHwa diperintahkan untuk menganalisis makna dan nama bunga yang dikirimkan papa ya kepada mereka. Sementara itu, Yohan memanggil WooSoek dan MinKyu supaya melihat bunga-bunga yang dikirimkan papanya untuk mereka. SeoHwa berkeliling melihat bunga-bunga yang dikirimkan untuk mereka. Ada satu bunga yang menarik perhatiannya karena dia memang tahu mengenai bahasa bunga.

"Sweet pea," ujar WooSeok yang baru saja keluar dari dalam rumah. SeoHwa mengangguk pelan sembari tersenyum tipis.

"Apa maknanya?" tanya Yohan.

"Nggak asik kalo mulainya dari sweet pea. Mending dari bunga kelahiran aja. Mulai dari bunga kelahiran MinKyu, mas Yohan, mas WooSeok, sampe terakhir nanti bunga bulan kelahiran SeoHwa," ucap MinKyu menimpali.

Mereka mengangguk setuju. MinKyu menghindari membahas bunga yang disebutkan WooSeok karena dia sedikit tahu tentang bunga tersebut. Menurutnya tidak akan baik jika yang pertama dibahas adalah bunga yang seharusnya menjadi bagian sebagai penutup sebuah cerita. Jadilah kini SeoHwa dan WooSeok bersiap untuk menceritakan tentang makna dari bunga-bunga yang ada disana, dimulai dari bunga kelahiran MinKyu dulu karena MinKyu lahir di bulan yang lebih awal dari yang lainnya.

"Daffodil. Nama latinnya Narcissus, kalo di bahasa Indonesia bisa disebut bunga bakung," ucap WooSeok sambil menunjuk bunga yang dimaksudnya.

"Maknanya?" tanya Yohan dan MinKyu bersamaan.

"Kesetiaan dan simpati. Kalo dikasih dalam jumlah yang banyak bisa berarti menjanjikan kegembiraan dan keceriaan. Ini bunga yang jadi penanda kelahiran mas Minkyu. Cukup berat karena berarti mas MinKyu ini jadi sumber harapan buat banyak orang, khususnya keluarga. Selain itu bunga ini juga bermakna kalo kelahiran mas MinKyu diliputi kebahagiaan dan kesenangan. Mas MinKyu juga diharapkan bisa jadi sumber kebahagiaan dan keceriaan yang cukup menjanjikan," ucap SeoHwa menimpali.

In Aeternum Te AmaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang