Setelah puas menghabiskan waktu di apartemen YunSeong selama seharian ini, malam harinya SeoHwa harus kembali ke rumah karena hari sudah menjelang malam. Selama perjalanan YunSeong yang sudah tidak merajuk lagi akhirnya menimpali apa yang SeoHwa ceritakan.
"Besok masih libur kan?" tanyanya.
"Masih, kenapa?"
"Besok mas nggak bisa dateng ya. Ada acara buat tampil di radio."
"Dari pagi sampe malem kah?" YunSeong mengangguk pelan.
"Apa nggak pegel duduk terus? Kan nggak mungkin wawancara radio sambil rebahan." YunSeong terkikik mendengarnya.
"Kalo ditanya cape ato enggak ya jawabannya udah jelas cape. Tapi kalo nggak dilakuin nanti hidup anak-anak kita ke depannya gimana? Mas kerja kan buat masa depan kamu juga, buat anak-anak juga. Biar nanti kalo mau apapun bisa tinggal pilih aja nggak perlu kebanyakan mikir," ucap YunSeong.
"Aduh, pake segala bawa-bawa anak sama masa depan. SeoHwa kan belum bilang nerima lamaran mas YunSeong. Lagian yang kaya gini masih perlu dibahas bareng papa," balas SeoHwa.
"Belum bilang iya sih, tapi sebagian besar dari dirimu itu udah bilang setuju. Kalo buat bilang kaya gini sama papa sebenernya waktu kemaren dateng ke rumah buat ketemu papa pun hal-hal kaya gini udah dibahas kok, jadi nggak usah khawatir deh."
"Enteng banget mulutnya kalo bilang," lirih SeoHwa seraya mengalihkan pandangannya ke arah jendela.
Tak ada lagi obrolan yang mengalir di antara mereka setelahnya. YunSeong masih fokus menyetir, sementara SeoHwa asik menatap ramainya jalanan malam ini. Tiba-tiba terlintas sesuatu di dalam pikirannya.
"Mas," panggil SeoHwa.
"Kenapa sayang?"
"Pengen pecel lele." YunSeong mengernyit bingung.
"Tiba-tiba banget? Perasaan nggak suka lele deh. Sejak kapan bisa makan lele?" tanyanya kemudian.
Selama ini dia tahu betul kalau SeoHwa ini tidak pernah memakan lele karena berbagai macam alasan, entah itu yang alergi lah, atau bahkan mengkhawatirkan apa-apa saja yang menjadi pakan lele tersebut. Bahkan ketika mereka datang ke suatu rumah makan yang menyediakan menu berbahan dasar lele pun SeoHwa pasti memintanya untuk mengabaikan menu lele tersebut dan selalu menyelesaikan makan dengan cepat karena enggan jika harus berlama-lama mencium bau lele yang sedang diolah.
"Gatau mas, tiba-tiba rasanya pengen nyobain aja gitu. Emang nggak boleh?"
"Bukannya nggak boleh, masalahnya kamu itu alergi sama lele gitu kan? Nanti kalo habis makan lele tiba-tiba reaksi alerginya muncul gimana? Yang lain aja ya?" ujar YunSeong.
SeoHwa menggeleng pelan seraya mengerucutkan bibirnya. Dia sendiri pun tidak tahu kenapa dengan sangat tiba-tiba menginginkan hal tersebut padahal selama ini dia sangat menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan lele.
"Yaudah ini beli pecel lele. Tapi bilang mas WooSeok dulu boleh ato enggak," ujar YunSeong. Dia enggan mengambil resiko karena masalahnya berhubungan dengan alergi yang bisa sewaktu-waktu berubah menjadi bahaya.
"Kalo tanya mas WooSeok dulu ya jelas nggak boleh. Mas YunSeong ihh," balas SeoHwa.
"Alergimu ngeri sayang. Yang lain aja ya, takutnya kenapa-napa."
SeoHwa menggeleng pelan. Dia masih tetap kekeh pada pilihannya untuk memakan pecel lele yang entah bagaimana bisa terlintas di dalam kepalanya. Padahal selama ini dia sama sekali tidak pernah memakannya karena berbagai macam alasan. Selain itu WooSeok sebenarnya juga sudah memberi peringatan padanya untuk tidak memakan ikan yang satu itu dikarenakan alergi yang dideritanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Aeternum Te Amabo
FanfictionKim Seo Hwa. Anak bungsu keluarga Kim ini sangat amat dijaga oleh ketiga kakak laki-lakinya semenjak kecil hingga dewasa. Yang mana hal itu membuat SeoHwa sangat menikmati seluruh perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ketiga kakaknya. Apala...