8.0

13 3 0
                                        

Keesokan harinya SeoHwa baru sadar kalau semalaman ini dia menginap di apartemen YunSeong. Dia juga baru ingat kalau kemarin mereka pergi dari resepsi Yohan tanpa pamit terlebih dahulu. Entah apa yang akan terjadi padanya nanti ketika pulang ke rumah dan ketiga kakaknya mengetahui dirinya menginap di apartemen YunSeong tanpa pamit dan izin terlebih dahulu. Hanya dengan memikirkannya saja SeoHwa sudah merasa lelah bukan main karena pastinya dia akan mendengarkan untaian kata-kata ceramah ketiga kakaknya ketika pulang.

Setelah menyadarkan dirinya dan selesai memaki kebodohannya sendiri, SeoHwa berjalan mengendap-endap menuju kamar mandi. YunSeong yang masih berada di ranjang, tidak terganggu sedikitpun dengan kepergian SeoHwa ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selesai mandi dan berganti baju barulah SeoHwa masuk kembali ke kamar. Kali ini YunSeong sudah bangun, menyenderkan badannya di headboard kasur. Matanya nampak sangat fokus dengan ponsel yang ada di tangannya.

Karena enggan mengganggu YunSeong yang nampak sangat fokus dengan ponsel miliknya akhirnya SeoHwa memutuskan untuk beranjak dari kamar. Belum sempat dia beranjak dari posisi berdirinya tiba-tiba YunSeong meletakkan ponselnya seraya memanggil nama SeoHwa dan membuatnya membalikkan badan untuk menatap YunSeong.

"Apa mas?" tanyanya kemudian.

"Hari ini udah langsung mulai kerja kan?"

SeoHwa mengangguk pelan. Kalau biasanya dia akan mengambil cuti dengan waktu yang sedikit lebih panjang ketika orang-orang terdekatnya menikah, kali ini dia tidak ingin melakukannya. Alasannya adalah karena jika dia mengambil cuti dengan waktu yang sedikit lebih panjang maka bisa jadi dia terus teringat pada Yohan dan merasa sedih kembali.

"Ganti baju dulu, semalem mas minta Alex buat beliin scrub sama keperluanku yang lainnya, ada di meja dapur ya. Mas mandi dulu sebentar, nanti berangkat bareng," ujar YunSeong seraya beranjak menuju kamar mandi.

Begitu membuka paper bag yang tergeletak di meja dapur SeoHwa tahu kalau apa yang YunSeong katakan tadi adalah sebuah kebohongan. SeoHwa paham betul kalau scrub yang ada di dalam paper bag itu adalah scrub miliknya yang memang jarang dikenakan selama ini, bukan scrub yang asisten YunSeong belikan.

"Mas YunSeong," teriak SeoHwa seraya menggedor pintu kamar mandi.

"Apa?"

"Ini mah emang scrub punya SeoHwa yang jarang dipake, bukan scrub yang asisten mas YunSeong beli," protesnya.

"Itu baru Alex beli malem tadi waktu kamu tidur," ucap YunSeong.

"Bukan, mas. Ini scrub punya SeoHwa, kalo scrub baru biasanya nggak ada bordir nama di dada bagian kiri. Mas YunSeong bo-"

SeoHwa menelan kembali kata-katanya yang belum sempat keluar dari mulutnya begitu melihat YunSeong keluar dari kamar mandi. Aroma lavender yang menguat dari tubuh YunSeong benar-benar membuatnya lupa akan apa yang hendak dia katakan. Air yang terus berjatuhan dari rambut YunSeong bahkan membuat pikirannya kacau dan berantakan.

YunSeong yang tahu kalau SeoHwa mulai sibuk dengan imajinasinya kini menyeringai. Bahkan kini tangannya sudah melingkar di pinggang SeoHwa dengan sengaja. Langkah kakinya yang semakin maju membuat SeoHwa melangkah mundur hingga membuat tubuhnya terpojok di dinding.

"Udah protesnya?" tanya YunSeong dengan lembut.

SeoHwa tidak langsung menjawab. Matanya beralih menatap dinding yang ada di balik punggung YunSeong. Sekuat tenaga dia menghindari untuk menatap sosok yang berada persis di hadapannya itu.

"Kenapa diem aja?" tanyanya lagi.

SeoHwa menghela napas pelan. Pikirannya tidak pernah sekacau ini sebelumnya, namun dengan melihat YunSeong yang baru selesai mandi pagi ini rasanya benar-benar membuatnya nyaris menjerit karena merasa akal sehatnya sudah menghilang terbawa air yang diminumnya tadi. Lagipula siapa yang bisa tetap waras jika sudah dihapakan dnegan seorang Hwang YunSeong. Apalagi YunSeong yang sekarang ini sedang dalam mode yang memang bisa membuat orang berubah gila secara instan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In Aeternum Te AmaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang