Hari-hari SeoHwa kembali berjalan seperti semula. Setiap malam Haikal akan mengirim pesan yang berisi hal-hal apa saja yang sudah dilakukannya selama seharian dan hal-hal apa saja yang harus dilakukannya esok hari, benar-benar tersusun rapih dan terorganisasi dengan baik.
Yohan selaku kakak tertua yang ada di rumah sesekali akan melihat apa saja yang terjadi pada adik-adiknya selama mereka bekerja di kala weekday. Ketika dirasa salah satu atau bahkan kedua adiknya sedang mengalami stress dan nampak tidak bersemangat maka yang Yohan lakukan adalah mengajak adiknya pergi keluar untuk sekedar mengobrol bersama di cafe atau memakan makanan favorit mereka. Yohan sendiri tahu betul bahwa kedua adiknya sudah tumbuh dewasa namun dia selalu merasa ingin selalu berada dekat dengan kedua adiknya walaupun ketika mereka sudah bersatu tidak jarang perkelahian mengenai hal sepele pasti selalu terjadi.
Berbicara mengenai perkelahian dan adu pendapat diantara anak-anak bermarga Kim itu rasanya bukanlah suatu hal yang asing lagi. Seperti pagi ini, Yohan sedang sibuk beradu pendapat dengan si bungsu di ruang tengah, meributkan sesuatu yang sejatinya bukanlah hal yang penting. MinKyu yang kebetulan juga sedang berada di ruang tengah mendadak menghentikan kegiatan menyusun disertasinya kemudian beranjak menuju dapur dan tak lama kemudian dia kembali masuk ke area ruang tengah lagi.
"Terusin," ujarnya seraya menyodorkan dua buah sudip besi pada Yohan dan SeoHwa.
Kalau biasanya mereka akan berhenti jika sudah sampai ke tahap diberikan benda yang bisa menyebabkan luka maka kini semua akan menjadi awal mula sesuatu yang baru. SeoHwa menerima sudip yang diberikan oleh MinKyu kemudian dengan cepat memukul lengan Yohan menggunakan sudip yang dipegangnya itu. MinKyu yang hanya melihatnya maupun Yohan yang merasakan pukulan tersebut otomatis berhenti bernapas untuk sejenak, terkejut dengan respon yang adik mereka lakukan barusaja.
"Nggak boleh pake kekerasan lho dek," ucap MinKyu memecah keheningan.
"Bilang gaboleh pake kekerasan tapi ngasih sudip. Maunya gimana sih Kiming cintaku?" kesal Yohan.
"Ya kan biasanya SeoHwa nggak brutal gini, baru kali ini aja dia berubah gini. MinKyu juga baru tau kalo SeoHwa bisa gini. Lagian kalo tau bakalan kaya gini juga nggak akan MinKyu nyodorin sudip, mending langsung suruh jambak-jambakan aja," balasnya tak kalah sengit.
"Gusti. Gue dosa apa ya di masa lalu sampe bisa dapet adek yang kerjaannya bikin umur makin pendek aja rasanya. Kalo ada layanan buat tuker tambah adek kayanya bakalan mas tuker sama lemari besi bank Swiss deh," keluh Yohan.
"Ngaca," seru SeoHwa dan MinKyu kompak.
"Mas Yohan juga kelakuannya gitu padahal. Kalo kata mas JinHyuk tuh SeoHwa ini versi perempuannya dari mas Yohan. Apa-apa aja yang SeoHwa lakuin pasti ada bibit-bibit mas Yohan juga. Jadi kalo adek sukanya nyari masalah ya berati emang dari mas Yohan juga suka nyari masalah kelakuannya," tambah SeoHwa.
"Setuju," ucap MinKyu menimpali.
Yohan memijat pelipisnya, mendengar apa yang adik bungsunya katakan itu tiba-tiba kepalanya berubah pening bukan main. Tanpa SeoHwa menjelaskan juga dia paham kalau SeoHwa ini memang versi perempuan dari dirinya, untuk aspek kelakuannya saja tapi yang mirip dengannya. Untuk segi tubuh dan wajah SeoHwa lebih banyak mirip dengan WooSeok dan MinKyu.
"Udah lah, daripada berantem mending kita pergi nongkrong. Nggak usah pusing-pusing mikirin disertasi juga, nggak penting. Ayo cepet pada ganti baju, mas tunggu di mobil," ucapnya kemudian beranjak meninggalkan kedua adiknya yang masih mematung di tempat mereka.
"Disertasi emang penting, tapi kalo masih mau tetep waras kayanya kita harus ikut mas Yohan nongkrong deh," balas SeoHwa yang langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh MinKyu.
![](https://img.wattpad.com/cover/274017640-288-k276888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In Aeternum Te Amabo
FanfictionKim Seo Hwa. Anak bungsu keluarga Kim ini sangat amat dijaga oleh ketiga kakak laki-lakinya semenjak kecil hingga dewasa. Yang mana hal itu membuat SeoHwa sangat menikmati seluruh perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ketiga kakaknya. Apala...