Hari ini adalah hari minggu. Sesuai janji Wooseok semalam maka hari ini mereka akan pergi menuju camp pelatihan dimana Yohan sibuk berlatih mempersiapkan dirinya untuk olimpiade yang akan datang. Sudah lama sekali Yohan tidak pulang ke rumah karena dia diharuskan untuk berada di camp pelatihan supaya lebih fokus berlatih.
SeoHwa berlarian begitu melihat Yohan yang baru saja selesai berlatih. Bahkan saking semangatnya SeoHwa berteriak kemudian melompat ke dalam pelukan Yohan. Tentu saja hal itu nyaris membuat keduanya jatuh bersamaan namun untungnya Yohan bisa menyeimbangkan dirinya dengan SeoHwa yang ada di pelukannya.
"Mas Yohan makin jelek aja sekarang," ledek SeoHwa setelah puas memeluk kakaknya itu.
"Baru ketemu bukannya nanyain kabar malah ngatain jelek." SeoHwa tertawa mendengar balasan kakaknya itu.
"Adek kok ninggalin mas sendirian sih," ucap WooSeok.
Tadi SeoHwa meninggalkan WooSeok begitu saja setelah melihat Yohan. WooSeok yang terlihat kelewatan tampan hari ini pun sukses mendapatkan banyak perhatian dari orang-orang yang lewat. Bahkan beberapa diantara mereka sempat menanyakan media sosial dan nomor ponsel milik WooSeok. Semua ini terjadi karena SeoHwa berjalan meninggalkan kakaknya itu.
"Mas WooSeok lambat banget kaya siput," balas SeoHwa.
WooSeok hanya bisa menghela napas. Kalau SeoHwa dan Yohan sudah disatukan maka dia akan terasingkan, seperti sekarang ini. Kedua adiknya itu asik mengobrol tanpa mempedulikan kehadirannya. Setidaknya hari ini WooSeok tidak terlalu pusing karena SeoHwa akhirnya bisa tersenyum lebih sering dibanding hari-hari sebelumnya.
Hari ini Yohan izin sebentar kepada pelatihnya untuk pergi bersama SeoHwa dan WooSeok karena kebetulan dia sudah menyelesaikan jadwal latihannya hari ini. Kedai jus yang berada di dekat camp pelatihan adalah tujuan mereka hari ini. Sebenarnya SeoHwa tadi menyarankan untuk pergi ke restauran cepat saji saja tapi Yohan sedang menjaga pola makannya, jadilah kini mereka duduk bersama di kedai jus yang tidak jauh dari sana.
"Mas Yohan makin mirip petinju ya badannya." SeoHwa mencubit lengan Yohan.
"Mas Yohan atlet taekwondo lho dek. Bukan atlet tinju," balas Yohan.
"Badannya mirip petinju. Coba tanya mas WooSeok,"
"Emang iya mas?" WooSeok mengangguk setuju dengan apa yang SeoHwa katakan.
"Cape-cape tanding sana sini, ngisi lemari kaca di rumah biar paham kalo Yohan atlet taekwondo eh malah dikira atlet tinju," gerutu Yohan.
SeoHwa dan terkikik setelah puas membuat kakanya itu kesal. WooSeok masih asik dengan ponselnya. Di hari libur seperti ini bahkan WooSeok masih harus mengurus beberapa hal yang tidak berkaitan dengan coass.
"Bulan depan kita berempat ke Solo lagi ya. Ada beberapa hal yang harus kita urus disana," ucap WooSeok pada dua adiknya.
"Waduh, sibuk banget kaya pejabat rasanya. Ya nggak dek." SeoHwa mengangguk pelan. Setuju dengan apa yang Yohan ucapkan.
"Sebenernya selama ini kita ngurus apa sih mas? Bolak-balik sana-sini, tanda tangan berkas ini berkas itu. Kalo nggak ada fungsinya rugi banget," ucap Yohan penasaran.
"Warisan," balas WooSeok dengan santainya.
"Warisannya siapa?" tanya Yohan.
"Warisan buat kita lah,"
"Banyak nggak mas?" tanya SeoHwa ikut penasaran.
"Nggak banyak. Tapi cukup buat anak cucu kita," balas WooSeok.
Yohan dan SeoHwa terkejut mendengarnya. Mereka tidak tahu kalau selama ini ternyata ada begitu banyak hal yang WooSeok simpan sendiri. Mungkin karena WooSeok anak tertua jadi dia diberitahu mengenai banyak hal.
![](https://img.wattpad.com/cover/274017640-288-k276888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In Aeternum Te Amabo
Hayran KurguKim Seo Hwa. Anak bungsu keluarga Kim ini sangat amat dijaga oleh ketiga kakak laki-lakinya semenjak kecil hingga dewasa. Yang mana hal itu membuat SeoHwa sangat menikmati seluruh perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ketiga kakaknya. Apala...