Waktu berlalu begitu cepatnya, kini EunSang dan SeoHwa sudah mulai disibukkan dengan berbagai macam kegiatan khas anak SMA tingkat akhir. Mulai dari berangkat pagi untuk bimbel menjelang UN, kemudian lanjut dengan bimbel di luar sekolah untuk persiapan masuk perguruan tinggi, dan diakhiri dengan mengulang kembali materi yang diajarkan ketika malam hari. Semua itu sudah berlangsung selama satu semester.
Terkadang SeoHwa dan EunSang sampai harus curhat kepada JinHyuk tentang berapa stressnya mereka dengan keadaan ini. Bahkan JinHyuk dan WooSeok turut stress melihat kelakuan kedua adik mereka yang semakin hari terlihat semakin kurus. Kalau kata Yohan sekarang EunSang dan SeoHwa sudah seperti orang kurang gizi.
Menyinggung tentang Yohan, di pertandingan terakhir dia berhasil menyabet medali emas. Yang mana hal itu membuat SeoHwa dan EunSang ngotot ingin mengikuti lomba menyanyi untuk terakhir kalinya demi mengumpulkan banyak sertifikat kejuaraan perlombaan. Katanya mereka harus mendapatkan minimal medali perak untuk mengisi lemari prestasi di rumah mereka, tipe anak-anak ambis. Yohan yang tergolong santai saja turut pusing seperti WooSeok dan JinHyuk jika sudah melihat kelakuan adiknya itu.
"Hari libur, nggak ada yang boleh belajar. Ayo semuanya turun sekarang," teriak Yohan dari arah ruang tengah. Dia sudah muak dengan kelakuan gila belajar adiknya itu.
"Mas Yohan hitung sampe lima kalo nggak turun mas dobrak pintunya," tambah Yohan.
SeoHwa masih asik di kamarnya. Bahkan tidak ada balasan darinya ketika Yohan berteriak seperti itu.
"Nggak ada dobrak dobrak pintu. Kalo sampe dobrak pintu lagi uang jajanmu mas potong," ucap WooSeok.
"Gapapa. Daripada Yohan stress liat SeoHwa belajar terus," balas Yohan tak kenal takut.
Yohan beranjak menghampiri kamar adik bungsunya itu. Dia benar-benar tidak tahan jika melihat ada yang belajar di rumah selama hari libur. Menurutnya hari libur harus diisi kegiatan yang melibatkan keluarga, atau minimal pergi keluar untuk mencari hiburan.
"Adek," ucap Yohan begitu memasuki kamar SeoHwa.
"Apa sih mas. Adek mau tidur."
Yohan menghela napas lega. Setidaknya SeoHwa tidak belajar hari ini, begitu pikirnya. Biasanya orang-orang akan menyuruh adiknya belajar ketika libur, tapi hal itu tidak berlaku di rumah mereka karena Yohan pasti akan mengamuk jika ada yang belajar di hari libur.
"Nongkrong yuk," ajak Yohan.
"Kemana?"
"Adek maunya kemana deh. Mas ngikut,"
"Wdek gatau mau kemana. Mas aja deh yang tentuin tempatnya. Di sbux juga boleh deh."
"Iya udah hayuk. Tapi hari ini sama besok adek nggak boleh belajar," balas Yohan.
"Iya." SeoHwa beranjak menuju walking closetnya untuk berganti baju karena kebetulan tadi dia sudah mandi.
"Mas WooSeok ikut nggak mas?" tanyanya.
"Ikut kayanya," jawab Yohan.
"Kalo mas WooSeok nggak ikut adek nggak mau pake mobil lho."
Yohan paling enggan jika pergi-pergi menggunakan motor. Walaupun bisa lebih cepat sampai tujuan tapi dia suka mengeluh jika merasakan teriknya sinar matahari. Padahal kulitnya tidak akan bereaksi terhadap sinar matahari, tidak seperti kulit WooSeok dan SeoHwa.
"Yohan, adek. Mas WooSeok ke kampus dulu ya," ucap WooSeok dari luar kamar.
Yohan hanya mengacungkan jempolnya sementara SeoHwa yang sedang berganti baju tidak mendengarnya. Dia kemudian menyuruh kakaknya itu untuk cepat-cepat pergi dari sana sebelum SeoHwa selesai berganti baju.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Aeternum Te Amabo
FanfictionKim Seo Hwa. Anak bungsu keluarga Kim ini sangat amat dijaga oleh ketiga kakak laki-lakinya semenjak kecil hingga dewasa. Yang mana hal itu membuat SeoHwa sangat menikmati seluruh perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ketiga kakaknya. Apala...