Pagi harinya SeoHwa bangun lebih awal dari biasanya. Dia buru-buru membersihkan dirinya, berganti pakaian kemudian beranjak turun dari kamarnya.
MinKyu adalah orang yang pertama kali dilihatnya ketika turun dari kamarnya. Tidak seperti hari biasanya dimana dia sudah berpakaian rapih dan siap pergi bekerja, kali ini MinKyu masih mengenakan piama miliknya. Rambutnya berantakan dan muka khas orang barusaja bangun tidur.
SeoHwa mengambil segelas air minum kemudian duduk di samping MinKyu yang tampak sedang melamun. MinKyu masih terlihat tampan walaupun dengan penampilan seperti gembel ini.
"Tumben baru bangun mas. Biasanya udah siap mau ke kantor," ujar SeoHwa.
"Izin nggak ngantor hari ini."
"Kenapa?" SeoHwa beralih menatap MinKyu yang masih berkutat dengan teh hangat miliknya.
"Mau nemenin papa ke Bandung."
"Tumben ke Bandung. Biasanya kalo papa pulang mampirnya ke Solo."
MinKyu menggeleng pelan. "Ada urusan bisnis di Bandung katanya," ucapnya kemudian.
SeoHwa mengangguk pelan. Tidak ada lagi obrolan yang berlangsung. Mereka fokus menatap benda pipih yang sering disebut dengan setan gepeng tersebut.
"Tumben udah pada bangun. Biasanya jam segini masih pada goleran di kamar kalo libur. Mau pada kencan ya?"
MinKyu dan SeoHwa kompak menatap Yohan yang baru memasuki area dapur. Dia sendiri berpenampilan tak jauh beda dengan MinKyu, hanya bedanya Yohan terlihat lebih sumringah tidak seperti MinKyu yang terlihat lesu.
"Ditanyain pada diem aja. Punya mulut tapi kaya nggak berguna. Heran." Yohan mendudukkan dirinya di samping MinKyu.
Tak lama kemudian mereka melihat WooSeok berlarian menuruni tangga dengan terburu-buru. Mereka yang sudah biasa melihat pemandangan seperti ini tidak lagi merasa penasaran dengan tingkah laku kakak tertua mereka itu.
"Ada jadwal operasi mendadak. Hari ini mas WooSeok shift siang. Kalo ada apa-apa bilang aja lewat chat. Mas WooSeok berangkat dulu," pamitnya kemudian berlalu menuju garasi.
"Emang kalo dokter spesialis itu ribet ya dek. Baru melek aja bisa-bisa udah minggat ke rumah sakit," celetuk Yohan.
"Atlet juga ribet. Baru minggu lalu ikut olimpiade. Eh besoknya udah latian buat kejuaraan lain lagi. Udah gitu pola makannya ketat banget," timpal MinKyu.
"Emang udah paling bener jadi pengusaha muda kaya DongPyo. Kerjanya sante, nggak ribet, udah gitu nggak stress juga," tambah SeoHwa.
"Kamu gatau aja kalo DongPyo suka stress gara-gara anak buahnya suka susah diatur," balas Yohan.
"Kasian," gumam SeoHwa.
"Hari ini beneran mas YunSeong mau kesini?" tanya MinKyu.
"Iya, kan semalem diminta papa buat dateng."
"Palingan lupa. Kan hari ini rencana mau ke Bandung," timpal Yohan.
"Kata siapa papa lupa?"
Mereka terperanjat begitu melihat papa mereka sudah berdiri tepat di belakang Yohan. Tatapan ketiga bersaudara itu seolah melihat hantu di siang hari.
"Biasa aja ngeliatinnya. Papa kan jadi malu," ujarnya seraya menarik kursi di samping Yohan.
"Hari ini kita ke Bandung setelah papa ngobrol sama calon menantu papa ya kak."
Bukanya menatap sang papa, MinKyu dan Yohan justru kompak menatap SeoHwa. Mereka seolah protes dengan apa yang diucapkan papa mereka itu. Dengan mudahnya status YunSeong berubah menjadi calon mantu padahal belum ada pembicaraan terkait hal tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Aeternum Te Amabo
FanficKim Seo Hwa. Anak bungsu keluarga Kim ini sangat amat dijaga oleh ketiga kakak laki-lakinya semenjak kecil hingga dewasa. Yang mana hal itu membuat SeoHwa sangat menikmati seluruh perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ketiga kakaknya. Apala...