7.2

15 5 0
                                        

Sore harinya YunSeong sudah terlebih dahulu siap untuk pergi ke rumah orangtuanya sementara SeoHwa masih mengurung diri di dalam kamar karena masih belum siap juga. Selama hampir 1 jam ini YunSeong habiskan untuk bermain PS sendiri selagi dia menunggu SeoHwa yang belum selesai bersiap.

"Ini bajunya nggak salah mas?" ucap SeoHwa begitu keluar kamar.

"Nggak salah gimana? Selama kamu pake baju yang ada di kotak yang ada di ranjang ya nggak salah pake berati," balas YunSeong tanpa mengalihkan pandangannya pada SeoHwa.

"Liat dulu makanya," ujar SeoHwa seraya merebut stik PS milik YunSeong.

Begitu dia beralih menatap SeoHwa yang ada di hadapannya rasanya jantungnya nyaris lepas karena merasa sangat terkejut dengan pemandangan yang kini ada di depannya. Bagaimana tidak? Kini SeoHwa berdiri di hadapannya dengan mengenakan dress satin berwarna hitam dengan beragam potongan dan belahan yang menurutnya terlihat sangat tidak pantas jika harus dipakai ke luar rumah.

"Ini baju dapet darimana?" tanya YunSeong seraya bangkit dari duduknya.

"Ya dari kotak yang ada di kamar itu. Tadi juga kan mas YunSeong bilang buat pake aja tapi waktu dipake kok malah jadi kaya gini sih? Masa pergi ke rumah mama pake baju ini? Kalo kaya gini caranya sih belum sempat masuk rumah juga udah duluan ditahan satpam," balas SeoHwa.

YunSeong memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Dia sama sekali tidak tahu kalau dress yang ada di dalam kotak yang tergeletak di kamar SeoHwa akan seterbuka ini dan menampilkan hampir sebagian besar bagian tubuhnya yang seharusnya tidak untuk menjadi bahan konsumsi orang lain.

Belum sempat YunSeong berpikir jernih lagi SeoHwa sudah duduk di sampingnya yang mana hal itu membuat pikirannya terasa makin keruh. Bukan karena kesal tapi dia merasa keruh karena penampilan SeoHwa benar-benar sukses membuatnya gila.

"Ini ada acara apa sih sebenernya mas? Nggak mungkin kalo cuma acara biasa tapi dresscode kaya gini kan?"

"Malem ini katanya ada bagian dari prosesi acara nikah mas MinHyun," balas YunSeong yang sontak membuat SeoHwa terbelalak.

"Kok nggak bilang sih?"

"Ini mas juga baru tau dari mama siang tadi," balas YunSeong.

Keadaan mendadak berubah hening dan hanya terdengar suara lembut yang berasal robot pembersih lantai yang sedari tadi lalu lalang didekat mereka. Mereka saling sibuk dengan oikiran masing-masing.

"Maaf."

SeoHwa tersenyum kecil seraya bangkit dari duduknya. Tangannya menarik pelan kedua tangan YunSeong hingga membuat lelaki itu bangkit dari duduknya juga.

"Udah kejadian juga, ayo buruan berangkat. Nanti ditungguin mama lho," balasnya.

YunSeong asik memperhatikan penampilan SeoHwa yang berada tepat di sampingnya. Dia hanya bisa menghela napas pelan kemudian beranjak menuju garasi bersama dengan SeoHwa yang kini asik merangkul lengannya.

"Kita mampir butik dulu," ucap YunSeong begitu memasuki mobil.

"Ngapain?" tanya SeoHwa seraya memakai sabuk pengamannya.

"Beli dress buat kamu. Nggak boleh pake yang terlalu terbuka gitu."

"Tapi kan ini yang ada di dalem kotak tadi. Kan mas YunSeong bilang juga buat pake aja yang ada di dalem kotak. Giliran udah dipake malah disuruh ganti. Lagian ini bagus kok dressnya," balas SeoHwa.

"Bagus emang, tapi terlalu terbuka sayang. Inget lho, kamu nggak boleh ngumbar badan mentang-mentang bagus gitu. Kim SeoHwa cuma punya Hwang YunSeong pokoknya. Nggak ada yang boleh dikasi liat gimana bagusnya badanmu," ucap YunSeong.

In Aeternum Te AmaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang