SeoHwa dan YunSeong yang sudah terlanjur masuk ke dalam ruang tengah hanya bisa pasrah dan terus-menerus menghela napas. Bahkan rasanya suara helaan napas mereka bisa membuat yang mendengarnya ikut menghela napas juga karena jengah.
"Mau kemana?" tanya MinKyu begitu melihat SeoHwa hendak melarikan diri dari ruang tengah.
"Ke kamar. Mau mandi," balas SeoHwa.
"Duduk situ." MinKyu menunjuk sedikit temlat kosong yang ada di samping YunSeong.
SeoHwa mau tak mau akhirnya harus duduk berhimpitan di sofa yang sama dengan YunSeong karena tidak ada lagi tempat yang cukup untuk duduk. Kalau dia menolak bisa-bisa MinKyu berubah semakin dingin lagi. Keadaan kembali hening seperti sebelumnya, hanya sayup-sayup suara obrolan dari ruang tamu yang dapat mereka dengar walaupun tidak terlalu jelas.
Mereka berdua yang merasa seperti sepasang penjahat hanya bisa menundukkan pandangan mereka sambil sesekali merapal do'a supaya terhindar dari bahaya. Padahal mereka tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Tapi hanya dengan melihat tatapan mereka berempat yang terasa mengintimidasi rasanya SeoHwa dan YunSeong yakin akan diinterogasi oleh keempat orang tersebut.
"Kalian balikan?" tanya JinHyuk kemudian.
"Iya," balas YunSeong mantap.
Yang ada di ruangan itu hanya bisa mengulum senyum saja, kecuali SeoHwa dan YunSeong yang masih merasa tegang. Entah mengapa mereka berdua merasa ngeri dengan situasi yang ada. Apalagi setelah YunSeong menjawab seperti itu yang kembali terjadi hanyalah keheningan.
"Kasian banget dokter KookHeon. Selama ini ngerjar SeoHwa nggak kesampean. Udah sering ketahan sama MinHee sama Esa kalo mau ketemuan, ditambah lagi rumornya SeoHwa deket sama mas JinHyuk, terus juga kakaknya ternyata calon dokter bedah saraf yang paling dicari. Eh sekarang kabar baiknya ternyata SeoHwa balik sama mas YunSeong. Apa ya nggak berlipat-lipat sakit hatinya?" celetuk EunSang.
Semuanya kompak mengalihkan pandangan mereka pada EunSang. Ini kali oertama EunSang mengatakan hal-hal berbau gibah dan julid seperti ini. Biasanya EunSang termasuk golongan yang iya-iya saja tanpa terlalu mempedulikan apa yang sedang terjadi.
"Bangga gue sama lo. Nggak sia-sia selama ini gue jajanin barang mahal. Akhirnya bisa diajak gibah juga lo." MinHee menepuk bahu EunSang sambil tersenyum bangga.
JinHyuk hanya bisa geleng-geleng kepala mendengarnya. MinKyu yang merasa pening hanya bisa memijat pelipisnya seraya memejamkan matanya. Kini mereka tidak lagi berminat untuk mengulik tentang apa yang terjadi diantara SeoHwa dan YunSeong karena pertanyaan utama yang mewakili rasa penasaran mereka sudah terjawab tadi.
"Besok lagi kalo ada masalah diomongin baik-baik. Jangan tau-tau pulang kencan nangis-nangis. Udah gitu tengah malem telpon gue sama EunSang buat dateng gara-gara gamau berenti nangis," ujar MinHee.
MinHee ingat betul tentang hari dimana SeoHwa dan YunSeong putus itu dia dan EunSang diminta datang tengah malam oleh Yohan dan MinKyu karena mereka tidak berhasil membujuk SeoHwa supaya berhenti menangis dan keluar dari kamarnya. Di hari itu WooSeok tidak ada di rumah yang mana hal itu membuat Yohan dan MinKyu semakin kewalahan menangani si bungsu.
"Iya, Esa juga inget yang itu. Malem-malem dateng ke sini sambil bawa buku yang tebelnya minta ampun gara-gara besoknya hari pertama ujian. Udah gitu bujuknya sampe harus gantian gara-gara harus belajar juga. Waktu pintunya didobrak paksa sama mas Yohan gataunya lagi tidur, kecapean nangis. Cape banget," keluh EunSang.
"Semenjak itu setiap bulan pasti minta dianterin ke salon buat potong rambut. Katanya risih kalo rambutnya panjang. Padahal lagi stress jadi suka potong rambut deh," ucap MinKyu menimpali.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Aeternum Te Amabo
FanfictionKim Seo Hwa. Anak bungsu keluarga Kim ini sangat amat dijaga oleh ketiga kakak laki-lakinya semenjak kecil hingga dewasa. Yang mana hal itu membuat SeoHwa sangat menikmati seluruh perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ketiga kakaknya. Apala...