3.4

15 5 0
                                    

Pagi harinya SeoHwa bangun lebih pagi dari biasanya. EunSang dan JinHyuk yang kebetulan sudah bangun juga akhirnya mengajak SeoHwa untuk berkeliling komplek sambil bersepeda. Bodohnya SeoHwa tidak bisa mengendarai sepeda dan berakhir dibonceng oleh EunSang menggunakan sepeda milik bundanya.

Udara sejuk di pagi hari ini benar-benar terasa menyegarkan bagi mereka. Ketika baru keluar dari rumah tadi ketiganya masih merasa mengantuk, tapi kini mereka sudah asik menikmati segarnya udara pagi. Seohwa yang dibonceng oleh EunSang memegang pinggang EunSang dengan erat sambil sesekali bersenandung kecil. EunSang yang mendengar nyanyian SeoHwa tentu saja tersenyum bahagia karena itu artinya misinya untuk membuat SeoHwa melupakan masalahnya di rumah berhasil.

"Ternyata kalo pagi udaranya dingin banget ya Esa," ujar SeoHwa dari balik punggung EunSang.

"SeoHwa nggak pernah keliling komplek pagi-pagi ya?" tanya EunSang.

"Enggak. Kalo pagi biasanya SeoHwa asik duduk di halaman belakang. Ato enggak biasanya ngeliatin mas WooSeok masak buat sarapan," balas SeoHwa.

"Besok kalo libur Esa ajakin sepedaan lagi deh kalo pagi. Biar nggak di rumah aja kerjaannya."

"Idih, bapak dokter. Biasanya juga sibuk kerja kelompok. Diajakin nongkrong ke cafe alesannya harus ngerjain tugas, udah gitu ada ujian tiap minggu juga."

"Kalo pagi-pagi Esa banyan waktu sebetulnya. Tapi kalo agak siang sedikit Esa emang sibuk kerja kelompok, belajar, ato enggak searching materi," balas Eunsang.

"Mau kan besok kalo libur Esa ajak sepedaan lagi?" ujarnya memastikan.

"Iya deh. SeoHwa ngikut aja."

Mereka bertiga baru kembali ke rumah sekitar pukul 9 pagi. Padahal tadi mereka izin keluar untuk pergi bersepeda ketika pukul 6 pagi. Dapat dipastikan semua ini dikarenakan mereka bertiga mendadak ingin sarapan dengan bubur ayam. Jadilah tadi mereka mampir sebentar untuk makan bubur ayam sebelum pulang kembali.

"Kakak," teriak bundanya dari arah dapur.

JinHyuk dan EunSang berlarian menuju sumber suara bundanya, diikuti SeoHwa yang berjalan santai di belakang keduanya. Entah kakak JinHyuk atau kakak EunSang yang dimaksud karena keduanya dipanggil dengan panggilan kakak oleh bunda mereka. Sementara papa mereka memanggilnya dengan panggilan lain.

"Kakak JinHyuk. Kakak Esa ke halaman belakang aja sama SeoHwa," balas bundanya begitu melihat kedua putranya beserta SeoHwa menghampirinya di dapur.

"SeoHwa jangan malu-malu gitu ya. Anggap rumah sendiri aja."

"Iya Tante," balas SeoHwa sambil tersenyum.

"Ayo." EunSang menggenggam tangan SeoHwa. Mereka berjalan beriringan menuju halaman belakang rumah EunSang.

Waktu kecil dahulu sebenarnya SeoHwa sudah sering menginap di rumah keluarga Lee kalau kedua orangtuanya pergi ke luar kota karena wkatu itu ketiga kakaknya masih suka berkelahi dan belum bisa merawat SeoHwa dengan baik. Tapi ketika beranjak dewasa SeoHwa tidak pernah lagi menginap di rumah keluarga Lee karena ketiga kakaknya sudah tidak suka berkelahi karena hal sepele lagi, sudah begitu mereka bertiga juga bisa mengurus SeoHwa dengan baik. Jadi ketika kemarin malam JinHyuk memberi tahu bahwa SeoHwa akan menginap di rumah keluarga Lee lagi setelah sekian lama dia merasa canggung. Padahal SeoHwa masih sering datang berkunjung ketika bosan di rumah, tapi tetap saja masih terasa canggung.

"Ikan Esa masih hidup ato udah mati?" tanya SeoHwa sembari memperhatikan EunSang yang berjalan mondar-mandir di depan kolam ikan.

"Udah mati. Sekarang Esa melihara kura-kura," balas EunSang.

In Aeternum Te AmaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang