2.0

14 6 0
                                        

Pagi ini SeoHwa bangun lebih awal dari sebelumnya. Setelah membersihkan dirinya dan berganti pakaian kini dia turun ke bawah. Sarapan kali ini hanya ada sereal saja karena kebetulan SeoHwa masih belum bisa memasak.

Rencana yang sudah SeoHwa dan EunSang susun kemarin akan dilaksanakan hari ini. Mereka akan berkunjung ke tempat yang sudah SeoHwa katakan kemarin. Ini juga sebagai salah satu bentuk supaya SeoHwa tidak lagi merenung sedih sendirian.

Setelah selesai sarapan SeoHwa mengecek keadaan rumahnya sebelum pergi ke rumah EunSang. Karena jarak rumah mereka yang tidak terlalu jauh maka SeoHwa memutuskan untuk berjalan kaki sekalian hitung-hitung sebagai olahraga juga.

"Pagi om DongWook," sapa SeoHwa pada papa EunSang yang sedang menyirami tanaman.

"Pagi SeoHwa. Tumben pagi-pagi udah disini. Udah makan nak?"

"Sudah om," balas SeoHwa.

DongWook mengangguk pelan kemudian mengajak SeoHwa duduk di kursi yang ada di halaman depan. Sesekali dia bercerita tentang masa lalunya hingga alasan kenapa dia memberi nama anaknya dengan nama EunSang dan JinHyuk. SeoHwa mengangguk-angguk saja seolah tertarik dengan cerita papa EunSang dan JinHyuk itu.

"Papaa," panggil JinHyuk.

"Apa le?"

"Bunda mana?" tanyanya kemudian.

"Ke pasar. Kamu disuru jemput tadi. Katanya bunda belanja banyak. Udah sana pergi," balas papanya itu.

JinHyuk mencebik kesal. Begitu dia mendapati ada SeoHwa di sebelah papanya itu dia tersenyum kecil. JinHyuk tahu kalau adiknya itu akan mengajak SeoHwa pergi seharian ini.

"SeoHwa pagi banget udah disini tumben," ucap JinHyuk masih dengan senyumannya.

"Udah sana pergi jemput bunda. Kalo kelamaan nanti bunda nggak mau masak lho," peringat papanya.

"Iya pa ini mau berangkat," balas JinHyuk kemudian beranjak menuju tempat mobilnya di parkir.

"PAKE MOTOR AJA LE. JALANAN KALO PAGI GINI MACET BANGET. APALAGI DI PASAR," teriak papanya.

JinHyuk menghela napas kemudian beranjak masuk ke dalam rumah untuk mencari kunci motor. Tak lama setelah itu EunSang keluar dengan tampilan yang sangat beda dengan dirinya ketika mengenakan seragam.

"Lho, SeoHwa? Esa baru mau ke rumah padahal," ucap EunSang ketika mendapati SeoHwa sudah duduk di kursi halaman depan bersama sang Papa.

"Bosen di rumah sendiri. Makanya SeoHwa kesini duluan," balas SeoHwa.

"Mau kemana le?" tanya papa EunSang.

"Biasa pa. Urusan anak muda. Apalagi kalo bukan nongkrong," balas EunSang.

"Hati-hati lho, kamu bawa kesayangannya WooSeok, Yohan sama MinKyu. Kalo macem-macem tau akibatnya kan?" peringatan papanya.

"Iya pa. Ayo SeoHwa kita berangkat." EunSang mencium tangan papanya kemudian beranjak masuk ke mobilnya.

"Pamit dulu ya om," ucap SeoHwa.

"Hati-hati ya neng. Kalo Esa macem-macem pukul aja,"

SeoHwa tersenyum kecil kemudian masuk ke dalam mobil EunSang. Selama perjalanan tidak ada obrolan yang mengalir diantara keduanya. Mereka asik bernyanyi ketika radio di mobil mulai memutar lagu-lagu favorit mereka.

***

Sepanjang jalan ketika memasuki mall EunSang dan SeoHwa mendapat banyak tatapan mata dari pengunjung lain. Bahkan sesekali mereka berbisik tentang betapa menggemaskannya EunSang dan SeoHwa. Bagaimana merek tahu kalau orang-orang itu berbisik seperti itu? Sebenarnya telinga SeoHwa cukup tajam, apalagi jika mendengar hal-hal seperti itu.

In Aeternum Te AmaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang