Kim Seo Hwa. Anak bungsu keluarga Kim ini sangat amat dijaga oleh ketiga kakak laki-lakinya semenjak kecil hingga dewasa. Yang mana hal itu membuat SeoHwa sangat menikmati seluruh perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ketiga kakaknya. Apala...
Keesokan harinya SeoHwa diantar ke kampus oleh JinHyuk. Tapi sebelum itu mereka harus mengantar EunSang dahulu ke Fakultas kedokteran yang jaraknya lumayan jauh. Baru setelah mengantar EunSang, JinHyuk mengantarkan SeoHwa ke Fakultas Kedokteran Gigi yang berdekatan dengan Fakultas Psikologi.
"Pulangnya bisa sendiri kan dek?" tanya JinHyuk.
"Bisa kayanya. Tapi nanti kalo misal gabisa SeoHwa bilang kok," balas SeoHwa. JinHyuk mengangguk pelan.
"Yaudah sana turun. Betah banget di mobil. Mas JinHyuk juga mau kuliah tau," ucapnya kemudian.
"Pelit banget mas JinHyuk. Numpang ngadem bentaran doang udah dibilang mulu," ucap SeoHwa kesal.
"Hati-hati lho," ucap JinHyuk begitu SeoHwa turun dari mobilnya.
Seperti biasanya, SeoHwa berjalan sendirian menyusuri koridor Fakultas menuju kelasnya hari ini. Sebenarnya kuliah baru akan dimulai sekitar 20 menit lagi tapi tadi JinHyuk bilang kalau dia buru-buru karena ada kelas kuliah juga. Bahkan EunSang yang kuliah ya masih dimulai 40 menit lagi harus segera ikut dengan JinHyuk karena mobilnya sedang ada di bengkel.
"Sendirian aja." SeoBin tiba-tiba muncul di hadapan SeoHwa.
Bertemu dengan SeoBin di koridor Fakultas Kedokteran Gigi rasanya sebuah tanda akan hadirnya ketidakberuntungan bagi SeoHwa hari ini. Terlebih lagi kini dia berjalan sendirian, tidak ada yang menemaninya seperti beberapa hari lalu. Kalau mengharapkan YunSeong datang seperti beberapa hari lalu rasanya tidak mungkin. Mau mengharapkan Anzardi datang juga rasanya sulit. SeoHwa hanya bisa terus berjalan dengan SeoBin yang terus mengikuti langkah kakinya.
"Tadi dianter siapa? Mobilnya beda lagi sama yang kemaren nganter. Taksi ya?" tanya SeoBin.
SeoHwa masih belum menjawabnya. Entah kenapa dia merasa enggan jika harus berinteraksi dengan SeoBin. Padahal SeoBin terlihat cukup baik di matanya. Tidak terlihat mengerikan seperti teman-teman Yohan yang kalau datang ke rumah seperti mereka hendak membuat keributan.
SeoHwa memutuskan untuk duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari kelasnya sembari menunggu jam kuliahnya dimulai. SeoBin yang masih mengikutinya juga kini ikut duduk di hadapannya. Kalau dilihat-lihat sebenarnya SeoBin mirip dengan playboy yang akan tobat jika sudah bertemu dengan sosok yang cocok dengannya. Tapi SeoHwa tidak ingin menjadi sosok yang membuat SeoBin berubah menjadi tidak playboy lagi.
"Lo kenapa sih? Lagi sakit? Jangan diem aja dong," ucap SeoBin.
SeoHwa memandang SeoBin sekilas kemudian kembali fokus pada sebuah buku yang ada di tangannya karena hari ini rencananya ada kuiss yang akan diadakan. Dia sedang tidak ingin berbicara dengan SeoBin. Bukan karena dia kesal namun karena mereka belum mengenal lebih dekat. Tapi bagaimana mereka bisa dekat kalau SeoBin bicara saja SeoHwa tidak mau menjawab.
"Emangnya kalo jadi pacarnya Hwang YunSeong harus pura-pura bisu ya kalo ditanyain orang?"
SeoHwa masih diam. Enggan menimpali ucapan SeoBin yang menurutnya tidak penting-penting amat. Bahkan ucapannya terdengar cukup membosankan bagi SeoHwa. Tak berapa lama kemudian terdengar notifikasi pesan dari ponselnya yang membuatnya beralih membalas pesan masuk tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.