Alfarezi

40K 1.9K 175
                                    

enjoy this story

Seorang remaja laki-laki memiliki perawakan yang tinggi, rahang tegas, dan tatapan mata setajam elang seperti yang akan menerkam mangsanya saat ini juga. Dia Alfarezi Abraham, sedang duduk di sofa yang ada di rooftop sekolahnya sambil menghisap sebatang rokok yang ada ditangannya itu.

"Tumben gak bully hari ini," tanya seorang cowok yang duduk disebelah Farez.

"Males," suara serak basah yang mampu membuat semua kaum hawa menjerit menjawab.

"Kenapa? Biasanya lo paling semangat," tanya lagi cowok itu.

"Kepo banget lo, kalau lo mau bully ya sana pergi sendiri," ujar Farez dengan nada dingin.

"Gak seru kalau gak ada lo," ujar cowok itu.

"Gak usah sok lo Rel, itu bukan gak seru tapi lo aja yang terlalu penakut," ujar Farez.

Cowok yang sedang berbicara dengan Farez adalah Farel Antiksa, cowok playboy di SMA Angkasa. "Bukan penakut, gue cuman kasihan aja sama mereka."

"Sok bilang kasihan, bilang aja yang dibully itu korban lo," sahut seorang cowok yang duduk tak jauh dari mereka.

"Apaan lo, gue kalau pacaran pilih-pilih ya gak sembarangan," jawab Farel ngegas.

"Iya pilih-pilih, kan pilihan dia tante-tante janda," sahut cowok itu lagi.

"Davan setan," umpat Farel.

Dia Davan Renaldi, cowok tampan tapi masih lebih tampan Farez. Cowok humoris dan bobrok, suka menjahili semua teman-temannya.

"Makanya jangan gaya doang dikembangkan, otak juga," ujar Langit. Langit Adelard cowok moodyan, kadang bobrok kadang juga pendiam.

"Emang lo pintar? Kalau nilai lo masih 50 an gak usah sombong ceramahin orang," sahut Aland. Aland Pamungkas, seorang cowok bermulut pedas yang mampu mematikan lawan hanya dengan ucapan pedasnya saja.

"Berisik," sahut Aditya. Dia Aditya Baraq, cowok 11 12 sama Farez. Dingin dan datar.

Mendengar ucapan Adit mereka diam tak bersuara lagi, siapa yang mau melawan Aditya? Bisa remuk badan mereka.

"Ke kantin," ujar Farez singkat.

Semua teman-temannya yang ada disitu mengikuti langkah Farez, dengan penuh wibawa mereka berjalan dengan santai. Dengan raut wajah berbeda ada yang datar, santai, dan genit.

Langit, Davan, dan Farel masih sempat sesekali menggoda para adik kelas yang berada disepanjang koridor sekolah.

Banyak adik kelas yang menahan napas mereka saat para most wanted boy melewati mereka, dengan aura khas anak berandalan.

Pakaian mereka yang tidak rapi, rambut acak-acakan, dasi dililit ditangan ada juga yang mengikat dasi di kepala mereka. Namun semua itu menambah kesan tampan dalam diri mereka.

Siapa yang tidak mengenal mereka, anak geng motor Tigris yang terkenal dimana-mana. Suka tawuran, balap liar, meresahkan warga. Tapi jangan salah mereka juga punya sisi baik yang tidak diketahui oleh orang banyak.

Mereka memasuki kantin membuat sebagian cewek-cewek berteriak heboh melihat keberadaan mereka, bagi mereka itu semua sudah biasa. Menjadi sorotan para warga sekolah adalah hal yang menurut mereka wajar karena mereka tampan, siapa yang berani menolak pesona mereka.

"Pesan makanan gih," ujar Davan.

"Lo sama Langit," ujar Farez.

Davan dan Langit menurut dan langsung pergi memesan makanan tanpa banyak protes, jika protes maka bayar sendiri-sendiri.

"Gue dapat pesan, katanya besok malam ada yang tantang lo buat balapan," ucap Adit yang sedang melihat handphone miliknya.

"Jam berapa?" tanya Farez.

"Jam 10," jawab Adit.

Farez menanggapi ucapan Adit dengan anggukan singkat.

Selain ketua geng motor, Farez juga merupakan raja balapan. Setiap mengikuti balap pasti dia akan selalu menang sehingga kadang membuat dia bosan akan kemenangannya, tapi kalau tidak menang jatuh harga dirinya.

***

Sekarang Farez sedang dalam perjalanan pulang ke mansionnya, dengan kecepatan tinggi dan ugal-ugalan.

Namun tiba-tiba...

Citttt

Farez mengerem motornya mendadak karena ada seseorang yang lewat di tengah jalan, "WOI, MAU MATI LO!". Farez berteriak dengan emosi pada seorang gadis yang hampir saja dia tabrak.

Gadis itu mengangkat wajahnya menatap Farez dengan kesal, "KALAU BAWA MOTOR, BAWA PELAN-PELAN DONG. MEMANGNYA INI JALAN PUNYA LO" ujar gadis itu sambil berteriak.

"Ini salah lo, makanya kalau mau nyebrang itu lihat-lihat dulu. Punya mata kok gak berguna," jawab Farez.

"Dasar sinting," ujar gadis itu dengan pelan lalu pergi dari sana.

"Dasar cewek gila, untuk cewek kalau bukan udah gue bikin babak belur lo," umpat Farez lalu kembali menjalankan motornya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, sekitar 15 menit doang.

Farez tiba di sebuah mansion yang sangat mewah, namun sayang di dalamnya seperti neraka cuman bikin gerah.

Farez masuk ke dalam mansionnya dengan sangat malas, ingin sekali dia pindah. Namun ada saja alasan ibu tirinya agar dia tetap disana, ingin sekali dia melawan namun dia teringat pesan bundanya agar tidak melawan dan menjadi anak yang penurut.

"Eh kamu sudah pulang, mau aku buatkan minum," tanya seorang wanita paruh baya dengan suara genitnya.

Dia adalah ibu tiri Farez Siska namanya, penampilan seperti bukan seorang ibu saja. Sangat suka menggoda Farez ketika tidak ada Ayahnya di mansion.

"Gak usah, jangan sentuh gue dengan tangan busuk lo itu. Kalau sampai ko sentuh gue, tangan jelek lo itu gue patahain langsung," ujar Farez dengan tatapan menusuk.

"Kamu kok gitu sih, aku kan cuman mau berbuat baik," ujar Siska.

Farez meludah dilantai dan menatap Siska dengan remeh. "Mau lo buat baik seribu kali pun gak ada gunanya. Kalau licik ya licik aja gak usah munafik lo jadi orang," ujar Farez.

Tanpa ingin berdebat dengan wanita di depannya ini dia langsung berjalan menuju kamarnya, saat masuk tak lupa dia mengunci terlebih dahulu pintunya agar dia tidak diganggu oleh siapapun.

Farez merebahkan dirinya ke kasur, "bisa gila gue tinggal disini terus. Ayah juga kerasukan apa dia bisa nikah sama ular kayak gitu, kelakuannya bikin pusing. Gak tau diri, gak sadar diri juga udah tua bukannya tobat eh malah numpuk dosa. Kan susah kalau mati nanti," ujar Farez saat kesal.

Begini dia jika sedang di mansion, suka ngomel gak jelas kayak ibu-ibu arisan.

"Ini baru satu yang ada, gimana kalau buntutnya datang auto meninggoy. Kelakuan anak sama emak gak ada bedanya, sama-sama gatel. Apa kurang sabun yang bokap gue beli biar gue tambahin, sekalian dah beli batu kalo buat gosok-gosok badan biar hilang gatel-gatel," ujar Farez.

Karena bosan, Farez akhirnya memilih untuk tidur saja. Mau refreshing di alam mimpi, biar pas bangun gak terlalu pusing-pusing banget mikirin nasibnya yang buruk ini.

Kalian perlu tau ya, Farez itu anak kedua dari Ayah dan Bundanya. Dia memiliki seorang Abang yang sekarang sedang melanjutkan kuliahnya di Inggris, Abangnya bernama Arkasana Bhalendra.


Bersambung..

ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang