•8• PELUKAN

12.5K 1K 14
                                    

Enjoy this story

Setibanya di dalam rumah, mereka berdua sudah disambut dengan keberadaan Siska dan Anais.

Siska dan Anais menatap Mentari dengan sinis pertanda tidak suka.

"Eh kamu udah pulang Rez, dia siapa?"ujar Siska.

Siska berjalan perlahan menuju kearah Farez dengan diikuti oleh Anais dari belakang.

Mentari diam saja, dia juga terus memandang Siska dan Anais dengan tatapan biasa saja. Tidak ada rasa takut dan gugup sama sekali dalam dirinya, buat apa takut mereka juga manusia.

"Kepo banget lo jadi orang,"ketus Farez.

Mentari terkejut dengan respon Farez, ketua dan dingin berbeda saat sedang bersamanya.

"Mama tanya baik-baik loh Farez, kamu kok jawabnya kayak gitu,"ujar Siska dengan wajah cemberut.

Mentari seketika bergidik ngeri melihat itu, benarkah dia adalah seorang ibu? Begitu batin Mentari.

"Terserah gue dong mau jawab kayak gimana, emangnya lo siapa. Sok kenal aja,"cibir Farez.

Anais juga kesal dengan respon Farez pada mamanya, namun dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja dan tidak peduli.

Tanpa banyak omong, Farez langsung menarik tangan Mentari menuju arah tangga.

"Heh, lo kok gitu sih sama nyokap lo,"ujar Mentari.

"Terserah gue, lo diam aja,"ujar Farez dengan nada dingin.

Mentari langsung diam tanpa ingin membuka suara lagi, jujur saja saat ini Farez terlihat menyeramkan.

Farez masuk ke kamarnya dengan Mentari, dan langsung melempar tasnya ke sembarangan arah.

Mentari masuk ke dalam kamar Farez dan betapa terkejutnya dia melihat keadaan kamar Farez yang sangat berantakan.

"YAAMPUN ALFAREZI ABRAHAM, INI KAMAR ATAU KANDANG SIH BERANTAKAN BANGET,"teriak Mentari.

Farez seketika menutup kedua telinganya sambil meringis pelan.

"Lo gak pernah bersihin kamar lo ya? Percuma orang kaya, banyak maid tapi kamar lo modelan kayak kandang ayam. Kandang ayam aja masih keliatan bersih dan wangi daripada kamar lo ini,"omel Mentari.

"Makanya gue ajak lo kesini buat beresin kamar gue ini, lo kan babu gue jadi ini adalah tugas lo,"ujar Farez dengan santai.

Mentari melototkan matanya, "gue beresin kamar lo? Farez jelek, terus gunanya banyak maid di mansion ini untuk apa?"ujar Mentari.

"Gue gak suka orang lain masuk ke kamar gue ini, kamar gue adalah privasi gue,"ujar Farez lalu duduk ke sofa yang ada di dalam kamarnya.

Mentari menarik napas perlahan lalu menghembuskan napasnya dan menatap Farez dengan tajam.

"Ganteng doang kamarnya kayak kandang ayam,"cibir Mentari.

Farez tidak mempedulikan ocehan Mentari sama sekali, dia mengambil ponselnya dan memainkan game online.

Mentari langsung bergerak membersihkan kamar Farez sambil terus mengoceh memarahi Farez, awalnya Farez diam saja tak peduli. Namun, lama-kelamaan dirinya merasa sedih dan sesak di dadanya.

"Lain kali ya Farez, bangun tidur itu langsung beresin tempat tidur. Jangan langsung mandi aja, kalau misalnya gue bukan babu lo siapa yang mau beresin kamar lo. Setan? Malaikat? Lo udah dewasa Farez, biasakan diri buat mandiri,"ujar Mentari sambil merapikan tempat tidur Farez.

Farez terdiam menatap Mentari dengan tatapan kosong, seketika dia teringat dengan ucapan ibunya dulu.

Farez besok-besok harus bisa beresin kamar sendiri ya, kalau bunda gak ada siapa yang beresin kamar kamu coba.

ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang