•39• PERMEN KARET

4.5K 543 38
                                    

Huh, jangan lupa follow, vote, komen dan share ya brader dan sister semua.

ciee jadi sider💯”

Enjoy this story🪐

Setelah Alta menyuruh mereka duduk, mereka masih saja terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.

Berbeda dengan Arka dan Farez yang sudah merasa tidak tenang saat duduk, bukan karena perasaan gelisah atau apa, tapi karena merasa risih dengan salah satu orang yang selalu menatap mereka seakan ingin menerkam mereka saat itu juga.

Alta yang merasa jengah dengan keadaan hening ini mulai membuka suara agar manusia kurang kerjaan di depannya segera membuka suara dan bicara apa tujuan mereka datang kesini.

"Apa tujuan kalian kesini? Kalau ditanya itu jawab jangan diam aja kayak pita suara gak ada aja," ujar Alta.

Salah satu dari mereka mulai menghela napas pelan, kemudian membuka suara setelah berabad-abad tidak bersuara.

"Saya kesini mau meminta maaf pada anak saya sekaligus membawa dia kembali ke keluarga saya untuk tinggal bersama saya, membangun kembali keluarga yang harmonis," ujar Bara.

Orang-orang yang datang adalah Bara, Syifa dan Bulan. Dan yang menatap Arka dan Farez sejak pertama datang adalah Bulan.

Sedangkan Syifa hanya diam saja tanpa berniat ingin bersuara dan menyuarakan pendapatnya tentang masalah ini, bukan karena dia tidak ingin anaknya kembali, tapi karena dia malu dengan anaknya.

"Cih, lo pikir lo siapa seenaknya bawa anak gue dari sini," ujar Alta dengan nada mengejek.

"Gue bapaknya kalau lo lupa, gue punya hak buat bawa anak gue dari sini," sentak Bara.

"Lo bapaknya? Beneran lo bapaknya? Emang ada bapak yang bentak anaknya sendiri padahal jelas-jelas dia tau mana yang benar mana yang salah, katanya CEO tapi kok bego. Slebew," ujar Alta.

"Bukan bapak gue," batin Arka meringis malu.

"Lo gak tau posisi gue, gak usah banyak bacot lo," ujar Bara.

"Biar bacot yang penting punya otak, gak kayak lo otak gak fungsi dibanggakan," ledek Alta.

"Mentari, Papa harap kamu mau pulang bareng Papa," ujar Bara pada Mentari.

Mentari menatap Papanya itu sambil mengangkat satu alisnya, "anda siapa?" Tanya Mentari.

"Saya Papa kamu Mentari, ingat kamu itu produk dari saya," ujar Bara.

"Terus? Gue harus bilang wow gitu?" Tanya Mentari lagi dengan nada bercanda.

"Saya Papa kamu Mentari, jadi tolong sopan santun dengan saya jangan seperti orang yang tidak pernah dididik," ujar Bara dengan suara yang mulai meninggi.

"Saya pernah bilang, saya akan sopan dengan orang yang menghargai saya. Intinya itu bukan anda dan keluarga anda," ujar Mentari dengan nada dingin.

"Pulang bersama saya atau saya gunakan cara kasar agar kamu pulang," bentak Bara.

"TURUNKAN NADA BICARA ANDA PADA ANAK SAYA, ATAU SAYA TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN MEMBERIKAN ANDA PELAJARAN YANG LEBIH BERAT DARI INI, BAJINGAN!" bentak Alta.

ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang