Enjoy this story
Akhirnya waktu yang ditunggu telah tiba, apalagi kalau bukan bel pulang.
Sedangkan Farez dkk dan Matahari dkk masih berada ditempat yang sama, di mana mereka sedang bercerita.
"Eh Ri, lo pulang sama siapa?" Tanya Hana.
"Gak tau, terbang mungkin," jawab Mentari.
"Mulai sinting ni anak, laper pasti," ujar Hana.
Mentari berjalan sendiri menuju gerbang, menunggu pangeran kodok menjemput dirinya. Tidak tau saja dia, pangeran kodok lagi dengar panglima belut dongeng.
Mentari mulai bosan menunggu yang tidak pasti, dia memutuskan untuk jongkok di depan gerbang seperti seorang gembel kelaparan.
Apalagi wajahnya yang kucel, tampilannya yang sedikit acak-acakan, membuat orang-orang yang melihatnya pasti akan mengira dirinya orang gila.
"Yaampun, ini anak kemana sih. Gak tau apa bidadari udah bosen nunggu kepastian," gerutu Mentari.
"Hai bocahku," sapa seseorang.
Mentari menatap orang itu dengan tatapan sedikit senang, senang ada yang menyapanya dan sedikit ragu, APAKAH ORANG INI MAU MENGANTARNYA KE RUMAH.
"Hai om, om ngapain kesini? Disini bukan tempat om, lagian om udah tua gak pantes masuk SMA lagi," ujar Mentari.
"Buset cah, gue kesini mau jemput lo kali. Gue keker dari jauh, lo udah kayak gembel aja," ujar Bara.
Anak sama bapak gak ada bedanya.
"Oh mau jemput, yaudah yuk jalan om. Mentari laper, haus juga," ujar Mentari.
"Anak gue gini amat, Ya Tuhan. Gak ada jaim-jaimnya dikit, seenggaknya gak bego kayak gue lah ya," gumam Bara.
"Gak usah ngomongin Mentari Papaku tercinta, telinga aku gede kayak gajah lo," ujar Mentari.
"Lah masa sih, bini gur dulu gak ngidam liat gajah kok," ujar Bara.
"Iya, soalnya cuman indihome yang bisa lihat," balas Mentari.
"Indihome? Itu kan WiFi neng, yakali indihome," ujar Bara.
"Becanda kok, ayo deh Pa. Laper nih, kasian anak-anak aku udah demo," ujar Mentari.
"Heh, siapa yang bikin lo bunting? Buset dah, masa gue masih muda udah mau dipanggil kakek sih," ujar Bara tanpa dosa.
"Maksud aku tuh cacing Pa, bukan zigot," ujar Mentari.
"Yang jelas dong, udah tau bapak lo ini jadwal setres," ujar Bara.
"Terserah deh," balas Mentari dengan malas.
Mentari dan Bara akhirnya pergi dari sana, menuju ke suatu tempat yang bisa mengisi lambung karet mereka.
***
"Eh, udah mau sore anjir. Mending pulang," celetuk Angga.
Mereka semua serentak melihat kearah jam dan seketika mereka terkejut, bukan terkejut karena udah sore, tapi takut sampe rumah gak dikasih jatah. Jatah makan.
"Mampus gue, aduh Mak gue ntar konser deh di rumah," ujar Davan.
"Mak lo kan bukan penyanyi ngab, ngapain adain konser coba," ujar Farel.
"Wawasan sempit gak bakal paham," ujar Davan.
"Sialan lo," umpat Farel.
"Aduh, gue pulang dulu ya. Bisa mampus ntar di Juki ditahan," ujar Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACA
Teen FictionALFAREZI by ferayarayaya [ Teenfiction-Humor-Romance] Hai pembaca baru, selamat datang di cerita ini. Saya harap kalian bisa menikmati dan menyukai cerita ini, squelnya bisa dibaca terpisah ya bestie🧡 Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak da...