•25• BULLY

6.6K 566 4
                                    

Enjoy this story

Mentari dkk berada di dalam kelas sedang belajar, namun tiba-tiba perut Mentari terasa sangat sakit. Entahlah dia kenapa, mungkin pengen BAB.

"Kau kenapa? Kok pucat gitu,"tanya Elora.

"Perut gue sakit nih, aduh gak tahan banget. Mana yang ngajar guru killer lagi,"ujar Mentari sambil sesekali meringis menahan sakit perut.

"Bodoh, minta ijin lah. Guru itu gak sejahat itu sampai biarin kau mati karena sakit perut,"ujar Elora.

"HEI, KALIAN BERDUA YANG DIBELAKANG. NGAPAIN NGOMONG SENDIRI?"teriak guru di depan.

"Ini Bu, Mentari katanya sakit perut mau ijin ke WC,"jawab Elora.

"Ya sudah, sana ke toilet. Nanti kalau kebablasan kelas kan bahaya,"ujar guru itu.

"Sialan,"lirih Mentari.

Tanpa aba-aba, Mentari langsung lari keluar dari kelas sambil menahan sakit diperutnya.

***

"Akhirnya lega, itu guru bisa lawak juga ya. Kirain datar doang kayak tembok,"gumam Mentari.

Mentari berjalan kearah wastafel untuk mencuci tangannya sambil berkaca dan sesekali berpose.

"Sebenarnya gue cantik, tapi gak pede aja. Coba dari dulu kayak gini, udah jadi primadona kali gue sekaligus fakgirl,"gumam Mentari.

Saat sedang asik berkaca, ada seseorang yang masuk dengan mendobrak pintu.

Brak

"Ayam keseleo,"latah Mentari.

"Anjir banget sih, WOI KALAU MASUK TUH SANTAI DONG GAK USAH DOBRAK PINTU SEGALA,"ujar Mentari diakhiri teriakan menggelar.

"Berani lo sama gue? Dasar cewek kampungan, apa sih yang Farez lihat dari lo,"cibir Delya.

Ya orang itu ada Delya dan dia tidak sendirian, dia bersama dengan kedua temannya.

Delya menatap Mentari dengan pandangan mengejek, seolah berkata bahwa Mentari adalah makhluk hina.

"Kenapa emangnya? Kalah saing lo?"ledek Mentari.

"Dasar cewek gak tau diri, gara-gara lo Farez nolak buat dijodohin sama gue,"marah Delya.

"Lo lihat kan kemarin malam gue diam doang? Atau lo buta? Kalau salah saing, bilang sayang,"ujar Mentari.

"Anjing lo,"gertak Delya.

Delya langsung menjambak rambut Mentari dengan kekuatan buldoser, sedangkan kedua temannya hanya diam saja tak mau melakukan apapun karena mereka juga takut.

"Sialan lo,"balas Mentari.

"Dasar cewek murahan,"cibir Delya.

"Kalau gue murahan, lo gratisan dong. Ih mau aja jadi gratisan,"ledek Mentari dengan raut wajah jijik.

Delya langsung membenturkan kepala Mentari ke tembok sampai mengeluarkan darah.

"Delya, cukup woi,"panik teman Delya.

"Del, cukup!. Kita bukan mau bunuh orang bodoh,"bentak teman Delya.

Delya yang seketika tersadar menjadi gugup, tangannya gemetar dan keringat dingin membasahi wajahnya.

"Gue, harus gimana?"lirih Delya.

Delya sudah sangat ketakutan.

***

"Ini perempuan kok lama kali ya, emang kotorannya berapa kilo sih,"gumam Elora.

"Kenapa lo?"tanya Hana.

ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang