"Semanis apapun cowok, dia bakal lebih manis kalau gombalin cewek pake ayat kitab suci"
Demagenya bukan maen coy🤣
Enjoy this story
Kali ini Farez dan Mentari beserta anak-anaknya Tigris berada disebuah Cafe milik Farez, Cafe itu masih buka sampai tengah malam.
Sebenarnya Mentari menolak pergi ke Cafe ini karena dia merasa tidak enak sudah lama tidak datang bekerja, tapi bukan Farez namanya jika tidak memaksakan kehendaknya pada Mentari.
Farez sangat menggunakan kesempatan ini untuk kesenangan pribadinya, dia langsung saja membawa Mentari dan semua teman-temannya ke Cafe tanda meminta pendapat dari Mentari.
Mentari sejak tadi hanya berdiam diri saja, tidak seperti biasanya. Bagaimana bisa dia cerewet jika beberapa karyawan Cafe selalu memandangnya dengan sinis. Memang beberapa karyawan Cafe ini membenci Mentari karena Mentari merupakan kesayangan manager Cafe, dia selalu diperlakukan berbeda. Memang itu pantas untuk Mentari karena dia selalu giat bekerja dan tidak pernah bolos, dia bahkan tidak pernah mengeluh lelah saat bekerja tidak seperti yang lainnya.
"Lo kenapa diam aja?"tanya Farez.
"Gue gpp, cuman gak mood aja,"jawab Mentari.
"Tumben, udah ketularan ayah lo gak mood ngomong,"ujar Farez.
"Terserah gue, ini mulut gue bukan mulut lo,"sahut Mentari dengan nada sinis.
Farez tidak menanggapi ucapan Mentari, dia berpikir mungkin Mentari sedang kesal padanya.
"Eh itu adik lo kok bisa bareng terik ya,"celetuk Davan.
"Mana gue tau, lo tanya langsung aja ke dia,"jawab Farez.
"Yang ada gue digodain bro, tau lah dia jago goda,"ujar Davan.
"Bukan dia yang jago goda tapi iman lo yang gak kuat,"ujar Langit.
"Lagian modelan gitu kok lo baper,"celetuk Aland.
"Lo baper sama tuh cewek? Yang bener aja, ternyata selera lo rendahan,"ledek Farez.
"Mana ada gue baper, tipe gue tuh bukan dia tapi kayak Aqila gitu. Imut-imut gemesin,"ujar Aland.
Mentari memandang Aland dengan tatapan tajam seperti ingin menerkam.
"Suka sama temen gue? Lewatin dulu gue sama temen gue yang lain,"sahut Mentari.
"Galak amat neng,"ledek Langit.
"Apa? Lo juga suka sama temen gue?"tanya Mentari berturut-turut.
"Ya gak lah,"elak Langit.
"Gak usah bohong, gue tau lo suka sama Ara. Lo kira gue gak tau setiap Ara di dekat lo pasti lo selalu tatap dia terus,"ujar Mentari.
"Widih, ternyata si Langit gitu ya,"ledek Farel.
"Lo juga gak usah munafik, padahal lo suka sama Hana,"ujar Mentari.
"Kok lo tau semua sih? Cenayang ya lo,"tuding Farez.
"Ya gak lah, gue tuh selalu perhatiin mereka. Cara tatap mereka ke temen gue aja beda, penuh cinta gitu,"ujar Mentari diakhiri tawa kecil.
"Gila sih, jago ya lo baca pikiran orang,"ujar Farel.
"Bukan jago baca pikiran, tapi bisa lihat situasi,"ujar Mentari.
"Serah lo deh,"balas Farel.
Mereka kembali saling bercerita, walaupun tadi Mentari tidak mood karena tatapan beberapa orang.
Farez tersenyum kecil melihat Mentari yang kembali cerewet seperti sedia kala, walaupun ada perasaan berbeda melihat Mentari tertawa bersama temannya.
Mungkin dia suka sama Mentari, eh.
***
Setelah lumayan lama nongkrong bersama yang lain, Farez dan Mentari pamit pulang duluan karena waktu sudah larut malam dan tidak baik jika anak gadis pulang terlalu larut.
Mereka berdua dalam perjalanan, dengan Farez yang mengendarai motor dengan kecepatan sedang karena dia tau Mentari merasa kedinginan.
Bukan dia pelit ingin berbagi jaket, tapi nanti dia masuk angin Mentari juga yang repot. Jadi biar dia yang pakai Jaket terus Mentari peluk dia, modus dikit gpplah.
"Kalau dingin masukin tangan lo ke saku jaket gue,"ujar Farez.
Mentari mengikuti kata-kata Farez barusan, jujur dia merasa dingin padahal dia sudah pakai jaket tapi tetap saja masih dingin.
***
"Kenapa lo kayak gitu?"tanya Farez.
"Dingin,"balas Mentari.
"Makanya lain kali pakai jaket yang tebal jangan jaket tipis gini,"ujar Farez.
"Gak ada, lagian gue jarang keluar malam makanya gak ada jaket tebal,"ujar Mentari.
Farez hanya diam saja, mereka berdua pun masuk ke dalam mansion dengan langkah pelan.
Terlihat santai padahal gugup, itulah Mentari.
"Kerjain Mentari aja deh, lumayan kan hiburan malam. Tapi apa ya, ah gue tau,"batin Farez.
"Cira,"panggil Farez.
Mentari menoleh kearah Farez, "kenapa manggil gue?"tanya Mentari.
"1 Korintus 16:7, sebab sekarang aku tidak mau melihat kamu hanya sepintas saja. Aku harap bisa tinggal agak lama dengan kamu, jika diperkenankan Tuhan,"ujar Farez lembut.
Mentari terdiam, menatap Farez dengan intens.
Sedetik kemudian dia tersenyum manis.
"Kidung Agung 1:16a, lihatlah, tampan engkau, kekasihku, sungguh menarik,"balas Mentari.
Kemudian Mentari langsung lari meninggalkan Farez yang diam mematung setelah mendengar ayat Alkitab tersebut.
Farez tersenyum sangat manis, hatinya berbunga-bunga setelah mendengar balasan dari Mentari.
Walaupun Farez nakal, tapi dia juga sering membaca kitab suci.
"Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan."
Setelah itu Farez langsung pergi menuju ke kamarnya.
Tanpa mereka sadari, Alta mendengar semua itu.
Dia tadi merasa haus makanya pergi ke dapur, saat beranjak dari dapur dia melihat kedua remaja itu sedang berdiri sambil menatap satu sama lain.
Karena penasaran akhirnya Alta memilih sembunyi dan mendengar, betapa terkejutnya dia mendengar ucapan Farez barusan.
Dia kira anaknya itu tidak tau tentang agama, tapi dia salah.
Dia bangga karena anaknya pintar menggombal gadis dengan ayat Alkitab, betapa bangganya dia.
Dia juga senyum-senyum sendiri mendengar itu, dia kalah saing dari anaknya itu.
Anaknya berbeda jika pria lain menggombal dengan kata-kata manis, tapi Farez pakai ayat Alkitab sungguh estetik.
Dia juga senang bisa melihat senyuman anaknya itu yang sudah lama tidak dia lihat, senyuman tulus tanpa paksaan sedikitpun.
~B E R S A M B U N G~
_______________
Seru gak?
Kalo seru komen kawan jan diam aja:)Bantu share ya;)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACA
Teen FictionALFAREZI by ferayarayaya [ Teenfiction-Humor-Romance] Hai pembaca baru, selamat datang di cerita ini. Saya harap kalian bisa menikmati dan menyukai cerita ini, squelnya bisa dibaca terpisah ya bestie🧡 Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak da...