•54• JERNIH

4.6K 374 5
                                    

Enjoy this story

Setelah kejadian saat itu, Tata tidak pernah menampakkan dirinya lagi di depan mereka semua.

Entah dia pergi kemana, atau dia hilang, atau mungkin dia sudah mati, mereka sama sekali tidak mempedulikan hal itu.

Hari, bulan berganti begitu cepat. Iyalah, kan dunia oren.

Hari ini mereka melakukan ujian nasional hari terakhir, setelah itu mereka bebas.

Bebas dari semua pelajaran, bebas dari yang namanya hukuman, bebas bangun telat, bebas keluyuran, tapi keadaan hati tetap gelisah, galau, merana. Bukan gegana karena pacar, tapi karena hasil ujian mereka.

Dibalik senyuman indah, ada sejuta kegelisahan yang hinggap di hati.

Senyuman lega karena sudah selesai mengerjakan ujian terpancar di semua murid kelas 12.

Namun siapa tau, dibalik senyuman itu ada rasa khawatir tidak lulus ujian.

Banyak doa dipanjatkan, agar semua harapan mereka bisa terkabulkan dan semua cita-cita bisa mereka capai.

Senyum lega bagi Farez dkk dan Mentari dkk, menyelesaikan ujian tanpa ada gangguan apapun. Tanpa adanya gangguan pikiran, beban, ataupun masalah yang sedang mereka hadapi. Semuanya baik-baik saja, keadaan keluarga yang bisa dibilang cukup damai dan tentram.

Tanpa adanya dendam, tanpa adanya rasa iri dan dengki. Saling memaafkan bukan hal yang mudah, tapi harus dilakukan.

Buat apa menyimpan dendam, buat apa menyimpan rasa amarah untuk sesuatu hal yang bisa saja berubah suatu waktu.

Lebih bahagia Farez, karena sebentar lagi dia akan menjalin sebuah hubungan sakral dengan sang pujaan hati. Hubungan yang tidak bisa lagi terpisahkan, entah itu karena ulah manusia atau ego mereka sendiri.

Mengucapkan sebuah sumpah sehidup semati, sumpah untuk selalu ada saat suka dan duka. Saling mengasihi dan mencintai sampai ajal menjemput, khayalan itu terus berputar dikepalanya.

Senyum lebar dia pancarkan, gejolak dihatinya semakin besar pertanda ketidaksabaran Farez menanti hal itu.

Semua murni karena cinta, semua murni karena Tuhan. Pernikahan karena Tuhan, bukan karena nafsu semata.

Hal wajib bagi semua umat manusia, karena kita diciptakan berpasangan.

Sebuah hubungan yang akan memiliki banyak rintangan dan badai yang sili berganti.

Suka dan duka akan mengiringi semuanya, mengiringi langkah hidup mereka semua.

***

"Kita udah selesai ujian, gak sabar mau liburan," celetuk salah satu dari mereka.

"Gimana kalau kita liburan ke Sumba aja, gue sempet lihat di internet. Wisatanya itu keren bukan main, air terjun, pantai, gunung-gunung, ah sangat memanjakan mata," ujar Mentari.

"Itu tempat impian gue sih, surga kecil dunia. Siapa sih yang gak mau kesana, keindahan alamnya itu seolah memanggil kita untuk kesana," ujar Ara.

"Bahkan orang luar negeri aja bela-belain mau kesana, jadi buat apa kita ngebet ke luar negeri kalau di dalam negeri lebih indah," ujar Mentari.

"Kita para cowok sih terserah kalian aja, nanti kita bakal patungan buat siapin dana," ujar Adit.

"Nanti kita nginap di penginapan yang terkenal, artis-artis aja udah kesana masa kita gak," ujar Mentari.

"Iya dah yang mau jadi bini sultan," ejek Langit.

"Bacot jomblo," cibir Mentari.

"Gak boleh gitu, dek. Walaupun kita jomblo, tapi yang antri banyak," ujar Matahari.

ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang