•56• PULANG KAMPUNG

3.9K 366 9
                                    

Enjoy this story

Sumba memang pulau yang sangat indah, Farez dkk dan Mentari dkk sampai bingung harus pergi kemana terlebih dahulu. Semua tempat terlihat sangat indah dan menakjubkan, sangat luar biasa indahnya.

Banyak tempat wisata yang mereka kunjungi, membuat mereka tidak merasa lelah tapi merasa senang.

Bagaimana tidak? Semua tempat wisata yang mereka kunjungi sangat memanjakan mata.

Selama tiga hari mereka jalan-jalan, mereka tidak merasa yang namanya bosan.

Gimana mau bosan, semua pantai, air terjun, kampung situs budaya dan masih banyak lagi membuat mereka ngiler.

Tak hanya itu, mereka juga sempat membeli beberapa kain khas Sumba. Sangat indah, luar biasa indahnya.

Masyarakat Sumba juga yang ramah, membuat mereka merasa nyaman berada di sana.

Udara yang sejuk, segar dan asri. Ah sungguh sangat luar biasa.

"Kita tinggal disini aja yuk, asik disini," celetuk Thalita.

"Yee si Jaenab, dikasih liburan malah ngelunjak. Kan kita bisa kesini lagi, lagian ya bapaknya si Farez kan kaya. Jadi sabilah kita jalan-jalan kesini lagi," ujar Davan.

"Itu bapaknya Farez bukan bapak lo, kok lo yang bangga," ujar Thalita.

"Ya bapak Alta kan bapak kita semua," elak Davan.

"Gue gak punya sodara macam lo," ujar Farez.

Semua ketawa mendengar penuturan Farez, berbeda dengan Davan yang memasang wajah masam.

***

Sekarang mereka berada di hotel tempat mereka menginap.

"Udah beres semua, yang?" Tanya Farez.

"Udah semua, sana tidur. Aku ke kamarku dulu ya," ujar Mentari.

"Iya," jawab Farez.

"Jangan bangun telat," ujar Mentari.

Dan dibalas deheman oleh Farez.

***

"Gila, gue gak rela banget balik," ujar Hana.

Hana dan Mentari memang sekamar, cocok mereka sekamar karena mereka berdua bukanlah orang yang ribet dan cerewet.

"Tinggal aja gak usah pulang," ujar Mentari.

"Yeee, kalau gue punya rumah disini gue bakal tinggal aja. Mana disini banyak cogan lagi," ujar Hana.

"Gantengan siapa? Cogan disini atau Farel?" Tanya Mentari.

"Lebih ganteng bapak gue sih," jawab Hana.

"Yee kampret."

***

Pagi pun tiba(cepet banget ya)

Mereka semua sudah bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta, pulang kampung.

Diperjalanan pulang, seperti biasa semuanya dalam keadaan hening tanpa suara.

Semuanya diam menikmati perjalanan, setiap jalan yang disuguhkan pemandangan yang tak pernah membosankan sama sekali.

"Nanti kalau honeymoon, kita kesini lagi," bisik Farez pada Mentari.

Mentari langsung menoleh menatap Farez dengan pandangan berbinar.

"Beneran? Kita bakal kesini lagi nanti?" Tanya Mentari.

Farez hanya mengangguk pelan, lalu mengusap kepala Mentari.

ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang