Enjoy this story
Gak emak, gak anak sama aja. Mentari juga sengaja duduk dekat dengan Farez dan bermanja-manja dengan Farez untuk membuat Bulan kesal dan merasa panas. Uhhh.
Sekarang Moza sedang berada di dapur untuk menyiapkan makanan, dia bersama dengan beberapa maid memasak makanan.
Berbeda dengan keadaan ruang tamu yang ramai dan heboh karena ulah ibu-ibu rempong, kecuali Syifa tentunya.
Ibu-ibu itu bercerita dengan suara yang kencang dan cempreng, sekaligus mengandung banyak sindiran pedas untuk Bara dan Syifa yang gak peka-peka juga kayak doi.
Bahkan sejak awal cerita Tisa sudah melirik Syifa dengan lirikan mautnya, sampai suaminya yang melihat itu meringis ngeri.
Bara yang merasa gerah dengan keadaan memilih untuk ijin ke toilet sebentar untuk sekedar cuci muka, biar gerah body dan gerah hati bisa berkurang sedikit.
"Gue ke toilet bentar, mau buang air," ujar Bara lalu beranjak dari sana.
"Awas jangan nyasar, soalnya mansion gue ini kelewat luas. Takutnya lo nyasar," ujar Alta.
"Biasa aja," balas Bara dari jarak jauh.
Bara yang kebetulan melewati dapur, melihat Moza yang sedang tertawa bersama para maid disitu.
Rasa rindunya ingin berbicara dengan Moza berkobar dalam hatinya, tanpa banyak pikir lagi Bara langsung pergi ke dapur dan menarik Moza ke halaman belakang.
***
"Biasa aja anjir, gue bukan kambing," sentak Moza.
Bara langsung melepaskan tautan tangannya lalu menatap Moza dengan tatapan serius.
Moza yang ditatap seperti itu hanya memutar bola mata malas, apa dirinya terlalu cantik? Sampai suami orang gak kedip waktu lihat dia, begitulah pikiran Moza.
"Gak usah tatap kayak gitu kali, nanti tertarik bisa bahaya," ujar Moza.
"Kenapa nikah sama Tian?" Tanya Bara.
"Emang kenapa? Suka-suka gue lah, kok situ yang ribet," jawab Moza dengan mimik wajah jijik.
"Dia gak sekaya aku, dia juga gak seganteng aku," ujar Bara.
"Tapi dia lebih baik dari lo, dia tau gimana caranya memperlakukan wanita. Gak kayak lo, napsu bodoh," cibir Moza.
"Itu semua cuman salah paham," bela Bara.
"Salah paham tapi nikah, otak kok gak dipakai," ujar Moza.
"Itu karena aku frustasi, kamu langsung ninggalin aku gitu aja. Ninggalin anak-anak kita tanpa jejak," ujar Bara.
"Iya, ITU SEMUA KARENA LO. KARENA LO MANUSIA GAK ADA OTAK YANG PERGI SELINGKUH SAMA ANJING PADAHAL BINI LO LAGI BUNTING ANAK LO, ANAK KEMBAR 3. OTAK LO DIMANA? UDAH DIJUAL? SAKING MISKINNYA LO MAKANYA JUAL OTAK," teriak Moza dengan penuh emosi.
"Aku gak sengaja ketemu sama dia, dia juga minta aku buat nemenin dia untuk cari hadiah untuk suaminya," ujar Bara.
"Terus mana suaminya? Udah mati? Bagus deh, kasian dia hidup sama modelan iblis kayak dia," ujar Moza ngegas.
"Suaminya emang udah meninggal, udah lama banget sebelum aku ketemu sama dia. Dia sempat depresi, makanya aku nemenin dia," ujar Bara.
"Itu emang dasar lo aja yang goblok, percuma lo sekolah sekian tahun kalau masih tolol. Kena karma kan lo, mampus deh," cibir Moza.
"Tapi, aku masih cinta sama kamu Moza. Aku...aku gak bisa jauh-jauh dari kamu," ujar Bara.
"Halah bacot, gue tau lo terpesona sana gue karena gue makin cantik dan seksoy. Tapi gue gak demen suami orang ya, suami gue lebih menggoda," ujar Moza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACA
Fiksi RemajaALFAREZI by ferayarayaya [ Teenfiction-Humor-Romance] Hai pembaca baru, selamat datang di cerita ini. Saya harap kalian bisa menikmati dan menyukai cerita ini, squelnya bisa dibaca terpisah ya bestie🧡 Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak da...