•5• BABU

10.9K 850 28
                                    

Enjoy this story

Pagi pun tiba, Farez bergegas bangun dari tidurnya. Entahlah hari ini dia sangat bersemangat, dia segera bersiap-siap padahal jam masih menunjukkan pukul 6:15 pagi. Biasanya dia akan bangun jam 7:15 pagi karena dia akan pergi bolos, tapi hari ini dia bangun pagi-pagi sekali.

Setelah selesai berpakaian, Farez berjalan menuju depan cermin untuk menyisir rambutnya.

"Gila, ganteng banget ya gue ini. Emang sih bibit unggul gak bisa ditandingi lagi,"ujar Farez dengan bangga.

Setelah selesai menyisir rambut dan memakai parfum, Farez keluar dari kamar menuju meja makan. Di sana ada tiga orang yang sudah duduk hendak makan.

"Good morning, orang ganteng datang,"teriak Farez.

"Farez pagi-pagi itu gak usah teriak, suara kami jelek bikin telinga Ayah sakit,"ujar Alta.

"Halah alasan, bilang aja suara Farez ini bagus. Gitu aja kok susah, pagi-pagi itu harus semangat bukan loyo kayak Ayah,"ujar Farez.

"Sembarangan kamu, Ayah juga semangat ya kamu aja yang kelebihan,"ujar Alta.
"Udah, mending sekarang sarapan aja,"ujar Siska.

"Eh makanannya gak lo campur sianida kan, bahaya kalau gue mati bisa para penggemar gue nangis berjamaah,"ujar Farez.

"Sombong,"cibir Alta.

"Yang penting Farez sombong sama wajah sendiri bukan wajah Ayah yang udah keriput,"sinis Farez.

Padahal wajah Alta belum keriput, malah wajah Alta masih terlihat sangat muda.

"Farez udah selesai, pangeran ke sekolah dulu ya Baginda raja. Jangan rindu, karena pangeran gak butuh itu,"ujar Farez.

Alta mendelik kearah Farez, "sinting,"ujar Alta dengan pelan.

Farez menyodorkan tangannya dan dibalas dengan Alta dengan menyodorkan tangannya juga, namun Farez memandang Ayahnya dengan malas dan Alta memandang Farez dengan bingung.

"Kenapa kamu?"tanya Alta.

"Yaampun Baginda raja, pangeran ini mau minta uang bukan sungkeman,"ujar Farez.

Alta langsung mendorong dahi Farez, "dasar anak laknat,"ujar Alta lalu menyodorkan 5 lembar uang berwarna merah.

"Ok makasih raja, kalau begitu pangeran pamit undur diri,"ujar Farez.

"Bang, Anais bareng sama Abang ya,"ujar Anais.

"Oh maaf sekali, motor saya alergi jika yang naik itu wanita seperti anda. Nanti kalau tiba-tiba mogok kan bahaya, mending anda jalan kaki saja ya sekalian olahraga pagi,"ujar Farez lalu pergi dari sana.

"Ayah, terus Anais berangkat sama siapa. Kan Ayah gak ke kantor,"ujar Anais.

"Kamu diantar pak Jojo aja ya hari ini,"ujar Alta.

Anais hanya mengangguk lesu lalu beranjak keluar dari mansion.

Alta hanya menghela napas panjang, "anak itu kenapa bandelnya kebangetan sih,"ujar Alta.

"Biarin aja mas, namanya juga anak muda,"ujar Siska.

"Aku dulu muda gak gitu amat,"ujar Alta.

"Iya lo kan dulu cupu,"batin Siska.

***

Farez pun tiba di sekolah, tidak lama bukan? Iya karena dia ngebut di jalan.

Saat berjalan di koridor sekolah dia melihat Mentari dari kejauhan lalu tersenyum misterius.

ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang