Enjoy this story
Hari yang paling dibenci pun tiba, hari apa lagi kalau bukan hari SENIN.
Darel dan Aarav merengek tidak ingin bekerja karena hanya mau bermanja-manja dengan Mentari, tapi dengan segala cara dan bujukan akhirnya Mentari mampu membuat mereka berdua mau bekerja. Oh ya, mereka berdua sudah pindah ke Indonesia, pasti tau alasannya karena apa.
Dan ada kabar, entah kabar bahagia atau sedih. Matahari dkk pindah ke SMA Angkasa, sangat cepat bukan? Memang itu semua Alta yang urus.
Farez, Mentari dan Matahari pergi ke sekolah bersama menggunakan mobil Alta. Iyalah mobil Alta, kan dia yang beli.
Alta sengaja supaya kedua putranya itu tidak rebutan, kasihan putrinya nanti ditarik-tarik kayak tali tambang. Meskipun pusing karena rengekan kedua putranya yang lain, tapi demi putrinya dia tegar menghadapi sikap putranya yang diluar nalar.
"Sekarang kalian semua berangkat, jangan ada yang bolos, jangan ada yang telat makan siang. Kalau sampai Ayah tau, siap-siap aja Ayah kurung kalian semua di kamar masing-masing selama satu minggu tanpa akses internet," ujar Alta dengan tegas.
Keenam anaknya langsung saja mengangguk patuh, tidak ada bantahan sama sekali.
"Bisa mampus gue kalau gini, gue gak bakal bisa main tiktok dong," batin Arka meringis.
"Seminggu tanpa Mentari? BIG NO, yang ada mati gue," batin Darel, Aarav dan Farez.
"Seminggu doang? Yaelah mana mampu gue anying, kepopuleran gue bisa hilang," batin Matahari.
***
Mentari, Farez dan Matahari sampai di SMA Angkasa dengan selamat, tanpa lecet sedikitpun. Hanya saja mereka telah menggemparkan SMA Angkasa dengan kedatangan mereka menggunakan mobil mewah milik Alta, entah apa merk-nya terserah khayalan kalian aja.
Semua siswi yang ada di dekat parkiran, di koridor, bahkan yang ada di dalam kelas sampai keluar karena mendengar pekikan dari murid-murid.
Matahari yang dipuja-puja seperti itu malah tambah tebar pesona dia, sengaja menyisir rambutnya menambah kesan cool.
"Kampungan banget sih lo jadi orang, di sekolah lo gak pernah diginiin. Pantes keliatan norak," ujar Farez sewot.
"Yaelah, gitu aja sewot lo. Takut kalah saing lo," ujar Matahari tak kalah sewot.
"Ribut aja kalian berdua, sekalian nikah aja sana terus hidup bahagia di Merkurius," ujar Mentari.
"Mati dong," ujar Farez dan Matahari bersamaan.
"Mati tanam," balas Mentari lalu pergi dari hadapan dua cogan itu.
Farez dan Matahari yang melihat Mentari pergi, lari menyusul Mentari.
Mentari hanya mendengus keras melihat kelakuan dua manusia itu.
***
Bel masuk sudah berbunyi, senyum Matahari tak pernah luntur karena dia merasa sangat bahagia.
Dia sekelas dengan Mentari, bisa manja-manjaan deh tanpa ada gangguan Farez.
"Gue duduk sama lo ya, gak mau tau pokoknya," ujar Matahari.
"Iya, mana bisa bantah gue Bang. Kalau gue bantah yang ada lo nangis kejer kan bahaya, bujuk lo nih bukan gampang," ujar Mentari.
Sementara Matahari hanya cengengesan gak jelas.
Sementara teman-teman Matahari yang lain mereka ditempatkan di kelas lain tidak sekelas dengan Matahari, karena faktor otak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACA
Teen FictionALFAREZI by ferayarayaya [ Teenfiction-Humor-Romance] Hai pembaca baru, selamat datang di cerita ini. Saya harap kalian bisa menikmati dan menyukai cerita ini, squelnya bisa dibaca terpisah ya bestie🧡 Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak da...