Enjoy this story
Saat ini Farez, Matahari dan Mentari sudah pulang ke rumah.
Setelah Pertengkaran yang cukup membangongkan tadi, Alta memutuskan untuk pulang rebahan ke rumah. Mengistirahatkan otak dan tubuhnya yang sangat lelah, padahal dalam hati dan pikirannya dia berharap bisa bermanja-manja dengan istrinya. Tapi semua itu hanya ada dalam ekspetasinya saja, karena realitanya dia adalah DUDA, bukan sembarang duda tapi duda ganteng, kaya dan gaul.
Alta memilih untuk rebahan, berbeda dengan ketiga remaja gaul itu.
Mereka bertiga duduk di ruang keluarga setelah selesai berganti pakaian, menikmati cemilan dan minuman yang sudah mereka ambil di kulkas.
Hari ini mungkin tidak ada rengekan manja dari Farez, karena Farez sedang fokus bermain game bersama Matahari. Sedangkan Mentari fokus nonton film sinetron di televisi.
Saking fokusnya mereka dengan kegiatan masing-masing, mereka tidak sadar dengan kedatangan tamu. Bukan hanya satu, melainkan empat orang.
Keempat orang itu sudah mengucapkan salam berulang kali, namun tak dibalas oleh penghuni rumah mungkin karena mansion Alta terlalu besar.
Keempat orang itu langsung saja masuk ke dalam mansion itu daripada berteriak dan menekan bel terus seperti orang yang tidak pernah pencet bel rumah.
"YUHUUUU, ALTA KAMPRET. WHERE ARE YOU? RED KARPETNYA MANA NIH, SANG RATU DATANG. YUHUUU MANA SAMBUTANNYA," teriak seorang wanita yang seumuran dengan Alta.
Wanita yang tampak masih awet muda seperti anak kuliahan, cantik dan menawan.
Farez, Mentari dan Matahari langsung tersentak kaget saat mendengar teriakan menggelegar yang membahana itu.
Mentari yang sedang makan cemilan langsung tersedak, Matahari dan Farez yang sedang main hp langsung saja membuang hp mahal mereka karena kaget.
Alta yang lagi rebahan di kamarnya langsung bangkit berdiri saat mendengar teriakan itu, memang teriakan itu sangat menggelegar.
"Aduh Mami, jangan teriak gitu. Telinga aku sakit tau," gerutu sang anak.
"Maap anakku sayang, Mami terlalu semangat nih jadi gini," ujar wanita yang dipanggil Mami itu.
Sedangkan Alta yang merasa familiar dengan suara itu langsung beranjak dari kamarnya dan pergi menemui tamu laknat itu.
***
Farez, Mentari dan Matahari masih diam memandangi para tamu itu dengan tatapan bingung, aneh dan penasaran.
Para tamu yang ditatap seperti itu hanya menampilkan wajah polos mereka, wajah polos seperti ingin ditabok dengan tangan estetik Mentari.
"Heh, lo pada kalau bertamu ke tempat orang itu yang sopan dikit napa? Gue lagi enak-enakan rebahan di kamar dengan estetik, eh malah ada suara laknat yang merusak kegiatan gue. Emang ya lo Moza, mulut cempreng lo itu harus dilakban biar gak asal teriak kayak monyet liar," cerocos Alta yang baru tiba di ruang keluarga.
Mentari dan Matahari langsung terbelalak kaget mendengar sebuah nama yang disebutkan oleh Alta.
"Moza?" Tanya Mentari dan Matahari bersamaan.
"Iya, dia Mami sinting kalian berdua yang hobinya teriak kayak monyet lepas," ujar Alta dengan nada sedikit sewot karena masih merasa kesal dengan kelakuan teman masa sekolahnya.
"Keju mozzarella?" Tanya dua kembar itu lagi.
"Yakali, nyet. Nama gue estetik gini lo bilang gue keju? Minta ditabok nih bocah dua," ujar Moza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACA
Teen FictionALFAREZI by ferayarayaya [ Teenfiction-Humor-Romance] Hai pembaca baru, selamat datang di cerita ini. Saya harap kalian bisa menikmati dan menyukai cerita ini, squelnya bisa dibaca terpisah ya bestie🧡 Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak da...