Enjoy this story
Setelah selesai makan, Bara langsung mengajak Mentari untuk menjenguk sang kakak kembarnya yang sedang traveling ke alam mimpinya di rumah sakit. Entah, mungkin dia bertemu dengan semua idolanya atau bertemu dengan jodoh masa depannya makanya betah tidur terus.
Setibanya di rumah sakit, Bara langsung menggandeng tangan Mentari.
"Gak usah gandeng juga Pa, aku bukan bocil yang dilepas langsung hilang," ujar Mentari.
"Badan lo kecil cah, salah dikit ntar gepeng," balas Bara.
Mentari hanya memutar matanya malas, Papanya ini agak gila. Kalau luka ya tinggal diobati kan bisa, ini juga rumah sakit kok bukan kuburan biar langsung kubur.
Mereka terus berjalan, terus berjalan seperti orang nyasar.
"Kamarnya di mana? Cape nih keliling gak jelas kayak nunggu dia yang gak pasti," ujar Mentari.
"Nah masalah itu, kok Papa tiba-tiba lupa ya sama ruangan kembaran kamu," ujar Bara sambil cengengesan gak jelas.
Mentari membulatkan matanya, "demi apa? Yaampun Pa, terkadang keadaan bisa bikin orang tiba-tiba oon dan contohnya adalah Papa. Punya hp gunanya apa? Stalking doi? Telfon Mama dong Pa, kalau kayak gini kayak cewek yang digantungin aja deh."
Bara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia segera mengeluarkan hp mahal miliknya dan menelfon partner bucin.
"Hallo sayang, ruangan anak kita di mana ya? Aku lupa soalnya," ujar Bara.
"Oon banget dah, makanya otak tuh mikir keluarga jangan selingkuhan," jawab Syifa.
"Hehehe, maaf sayangkuh. Cepetan aku bawa seseorang yang spesial buat kamu, yang bisa bikin rumah sakit ini banjir," ujar Bara.
"Gercep, ke ruangan bunga bangke nomor 5," balas Syifa.
"Oke sayang," ujar Bara.
Tut Tut Tut...kentut
"Kocak bener dah nama ruangannya, emang disitu bau bangkai ya Pa?" Tanya Mentari.
"Gak tau juga, emang gini nama rumah sakitnya. Mungkin karena pemiliknya jarang mandi makanya nama ruangan disini ikut gitu," jawab Bara.
***
"Hai, kalian kangen aku gak. Ih gak mau gak suka jijik," teriak Bara saat masuk ke dalam ruangan.
"Bukan suami gue," ujar Syifa sambil menatap jijik kearah Bara.
"Gak boleh gitu sayang, kita udah ada bukti loh 5 anak. Atau mau nambah lagi? Aku sih siap aja," ujar Bara gaje.
"Ini bapak gue salah makan apa tadi sih, atau jangan-jangan makanan Papa tadi dicampur tai sedikit kali ya," gumam Mentari yang masih bisa didengar oleh Syifa dan Bara.
"Buset anak gue kalau ngayal suka kebablasan, yakali gue makan tai," ujar Bara kesal.
"Udah mending duduk," ujar Syifa.
Bara dan Mentari segera duduk di sofa yang ada di ruangan itu, ruangan itu adalah ruangan mewah hanya nama saja yang jelek. Biar orang belajar, apa yang didengar belum tentu benar.
"Emm dia siapa Mas?" Tanya Syifa.
"Dia tadi aku pungut dipinggir jalan, soalnya udah kayak gelandangan," ujar Bara becanda.
"Sembarangan, aku ini anak Papa sama Bunda masa dibilang anak gelandangan," ujar Mentari.
Mentari sengaja memanas-manasi Syifa agar memarahi Bara, suruh siapa rese.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACA
Teen FictionALFAREZI by ferayarayaya [ Teenfiction-Humor-Romance] Hai pembaca baru, selamat datang di cerita ini. Saya harap kalian bisa menikmati dan menyukai cerita ini, squelnya bisa dibaca terpisah ya bestie🧡 Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak da...