Enjoy this story
Setelah melewati hari yang lumayan membangongkan, pagi ini mereka sudah harus disibukkan kembali oleh semua kegiatan masing-masing.
Ada yang ke sekolah, ke kantor dan ke kampus.
Pagi yang juga agak melelahkan bagi Mentari karena harus mendengarkan rengekan dari kedua Abang manjanya itu.
Segala bujukan, rayuan dan gombalan Mentari luncurkan demi bebas dari Abangnya.
***
Pagi di sekolah tidak ada yang meresahkan, semua berjalan seperti biasa.
Tidak ada lagi cabe-cabean yang menganggu Farez, terutama Bulan.
Mungkin gadis itu sudah tobat, takut kena karma kan bahaya kalau jomblo sampai tua.
Delya juga sudah dipindahkan dari kelas Farez, entah ke kelas mana mereka juga tidak tau intinya Delya dkk tidak ada di kelas Farez lagi. Mungkin karena mereka gak tahan sama lidah-lidah tajam miliknya murid kelas itu.
Farez dan teman-temannya beserta Matahari dkk kembali berulah, bolos pelajaran. Kata mereka, mereka bosan ketemu guru itu-itu aja kayak gak ada guru lain aja.
Mentari hanya diam saja membiarkan mereka, beban negara mah biarin aja.
"Gue kangen tawuran," celetuk Matahari.
"Gue juga, tapi males gue kalau muka ganteng gue banyak cap," ujar Farez.
"Mending main truth or dare aja."
Mendengar usulan itu, Farez dkk dan Matahari dkk mengangguk setuju. Boleh dicoba.
"Yaudah, cari botol sana," ujar Matahari.
"Yaelah, kita sebagai anak sultan tuh harus menunjukkan kalau kita emang anak sultan. Pakai hp aja elah, kelamaan kalau pakai botol."
Farez sebagai anak sultan hanya mengangguk saja, toh kalau rusak tinggal beli lagi, gitu aja kok ribet.
"Kita mulai."
Permainan pun dimulai dengan korban pertama yaitu, Aditya.
"Asik nih, truth or dare?" Tanya Aland semangat.
Kapan lagi coba kerjain Adit kalau bukan sekarang.
"Sebagai pria sejati, gue pilih dare," ujar Adit sambil menepuk dadanya dengan bangga.
"Tembak Elora pas pulang sekolah," ujar Langit heboh.
"Gitu doang? Gampang banget," balas Adit.
"Traktir kita sepuasnya selama satu minggu," ujar Aland.
"Gampang, setahun juga gue jabanin. Bapak gue orang kaya, kalau lo lupa," ujar Adit.
Aditya nih ciri-ciri orang munafik ya, guys. Dingin munafik dia, biar dikata keren. Padahal aslinya songong banget sampai ubun-ubun.
"Lanjut."
Putaran hp dilanjut dan korban kedua adalah Farez.
"Truth or dare?" Tanya Farel.
"Pastinya dare," jawab Farez.
"Cium kening Mentari pas pulang sekolah, di depan semua murid," ujar Farel sambil memasang raut wajah seolah mengejek.
***
Setelah menunggu seabad di sekolah yang sangat membuat siapa saja bosan, apalagi kalau siang. Udah panas, ngantuk, jiwa rebahan koar-koar ingin dimanjakan. Akhirnya bel pulang berbunyi nyaring, membuat siapa saja yang ngantuk langsung sadar dan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACA
Teen FictionALFAREZI by ferayarayaya [ Teenfiction-Humor-Romance] Hai pembaca baru, selamat datang di cerita ini. Saya harap kalian bisa menikmati dan menyukai cerita ini, squelnya bisa dibaca terpisah ya bestie🧡 Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak da...