•6• TAWURAN

10K 826 39
                                    

Enjoy this story

Bel istirahat sudah berbunyi, Mentari sedang membereskan seluruh peralatan belajarnya dengan tergesa-gesa.

"Woi Ri, santai aja kau gak usah kayak gitu. Mau kemana kau buru-buru,"ujar Elora.

"Ke majikan laknat dulu gue, males ntar dia ngoceh mulu kalau telat,"ujar Mentari.

"Ah lupa aku, pergilah sana kau dari pada pusing nanti diceramahin sama orang bodoh,"ujar Elora.

Setelah selesai beres-beres, Mentari langsung berlari menuju ke kelas Farez.

Dengan ngos-ngosan dia berdiri di depan pintu kelas Farez dan ternyata mereka baru saja ingin keluar istirahat.

"Huh selamat, untung mereka belum keluar,"ujar Mentari pelan.

Farez yang melihat Mentari berada di luar kelas langsung berteriak.

"Babu gue, masuk sini lo,"teriak Farez.

Dengan malas Mentari masuk ke dalam kelas Farez, banyak pasang mata yang memandang dia dengan jijik.

"Ih biasa aja dong lihatnya, gue jelek aja diliatin kayak gini gimana kalau cantik,"gumam Mentari.

"Eh ada Mentari, gimana kabarnya neng,"ujar Davan dengan genit.

Mentari memang cantik, hanya saja dia menggunakan kacamata dan seragam kebesaran makanya dia seperti cupu.

"Baik kok,"jawab Mentari dengan lembut.

"Yaampun suaranya lembut banget,"pekik Davan.

"Lo kalau sama gue gak ada lembut-lembutnya heran gue, giliran sama Davan bisa lembut,"ujar Farez.

"Karena lo gak pantes dilembutin,"ujar Mentari sambil menatap Farez dengan tajam.

"Biasa aja dong lo tatap gue, udah kayak singa aja lo,"ujar Farez.

"Terserah gue dong, kan ini mata gue bukan mata lo,"ujar Mentari sewot.

***

Sekarang mereka berada di kantin, Mentari dkk duduk bersama dengan Farez dkk membuat banyak siswi yang memandang mereka dengan iri. Baru kali ini Farez dkk duduk berdampingan dengan cewek.

Farez sedari tadi hanya menatap makanannya tanpa ada niat ingin makan, Mentari juga melihat hal itu tapi dia acuh saja dan memilih melanjutkan makannya.

"Kenapa lo gak makan? Tunggu sendok itu terbang ke mulut lo?"ujar Mentari.

"Lo kan babu gue, jadi suapin gue,"ujar Farez dengan tegas.

"Enak aja lo, gue bukan baby sitter ya. Kalau mau makan ya makan sendiri lah, tangan lo kan masih berfungsi,"ujar Mentari.

"Gue gak terima penolakan, ucapan gue adalah perintah buat lo,"ujar Farez.

Dengan kesal, Mentari menyuapkan makanan ke mulut Farez dengan kasar.

"Pelan-pelan anjir, sakit nih mulut gue,"ujar Farez.

"Iya tuan,"ujar Mentari dengan lembut.

Akhirnya Mentari menyuapi Farez dengan telaten dan diterima baik oleh Farez, semua yang ada di meja itu bahkan seluruh murid yang menatap itu menganga tak percaya. Ini beneran Farez atau jin yang menyerupai Farez?.

"Ini beneran lo? Kok manja gini kayak kucing,"ujar Langit.

"Iya ini gue, emangnya kenapa? Kaget? Biasa aja kali, cuman gini doang kaget lo pada,"ujar Farez.

Mentari hanya memandang Farez dengan malas, kelewat PD dan sombong. Inikah yang dinamakan coolboy? Malah mirip orang gila yang baru keluar kandang.

ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang